Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Cinta yang Dirindukan

26 Juli 2018   01:38 Diperbarui: 26 Juli 2018   02:06 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://jogja.tribunnews.com

Pada setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Suatu kisah cinta yang datang dengan sekejap kemudian hilang entah kemana perginya. Lambang cinta itu bentuknya seperti hati yang berwarna merah cerah. Cinta adalah suatu gairah untuk bisa melangsungkan kehidupan dengan penuh semangat dan suka cita. Cinta adalah kodrat alami yang diberikan oleh Allah SWT kepada mahluknya. Anugerah terindah yang bisa kita rasakan kehadirannya ketika berdekatan dengannya.

Terkadang kisah cinta lebih baik kita pendam sendiri. Kita kunci rapat-rapat direlung hati yang paling dalam. Namun ada kalanya kita ingin berbagi dengan menuliskanya dalam bentuk narasi. Suatu kisah cinta bisa membuat hidup kita menjadi bahagia. Memang benar kalau ada orang yang mengatakan kalau cinta mampu mengubah duka menjadi bahagia. Tetapi kisah cinta juga bisa membuat kehidupan kita menjadi sengsara.  Kata si patkay di film kera sakti "Begitulah cinta deritanya tidak akan pernah berakhir. He he

Suatu perkenalan bisa terjadi karena dikenalkan oleh orang lain atau kita bisa mengenalnya sendiri. Saat kita bertemu dengan seseorang. Bisa jadi perkenalan itu terjadi secara alami. Kita bertemu dengannya di tempat belajar seperti sekolah. Kita juga bisa bertemu dengannya di tempat kerja. Atau bisa juga di tempat-tempat yang kita senangi karena memiliki hobby yang sama. Seperti di media sosial yang terhubung dengan jaringan internet.  

Perkenalan melalui keluarga atau teman juga bisa. Suatu kisah cinta akan menimbulkan suatu bekas. ibarat kita memaku di sebatang kayu. setelah paku kita ambil dengan tang maka menimbulkan bekas lubang. Begitu pula dengan cerita cinta. 

Dua kali kita bertemu di rumahmu, pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Kita tahu bahwa pertemuan pertama ini adalah awal saat kita berjumpa. Kesan pertama begitu menggoda. Suatu kesan yang akan menentukan keberhasilan pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan kedua bisa jadi itu adalah pertemuan yang terakhir. Apabila Tuhan tidak mengizinkan untuk bertemu lagi pada pertemuan berikutnya.

Kita tidak bisa memaksakan Tuhan untuk menghendaki cinta yang kita inginkan. Urusan jodoh sudah ada yang mengatur yakni Allah SWT. Sebaik-baiknya skenario yang diciptakan oleh manusia akan kalah dengan Skenario Allah SWT. Sesuatu yang kelihatanya akan lancar-lancar saja. Bisa jadi akan berantakan apabila Allah SWT sudah berkehendak lain. Kita sebagai manusia tidak bisa memaksakan ketentuan Allah SWT. Manusia hanya bisa berusaha yang menentukan sepenuhnya hak preogratif Allah SWT.

Saat dua orang ingin hidup bersama maka harus bisa mengorbankan kepentingan salah satu pasanganya. Jika tidak ada yang mau berkorban maka bisa jadi akan menyebabkan berakhirnya suatu hubungan. Manusia memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada karakter seseorang yang begitu keras. Ketika itu menjadi prinsip hidupnya maka kita tidak bisa mengubahnya sama sekali. Kita mengenal orang tersebut dengan sebutan orang yang idealis.

Pernah suatu ketika rencana telah kita susun matang-matang untuk bisa bertemu di hari sabtu malam minggu. Namun acara tersebut harus gagal karena ada salah satu pihak yang tidak bisa bertemu. Penyebabnya tentu bisa hal yang sepele. Seperti tugas kerja yang menumpuk dan tidak bisa ditinggalkan. Takutnya kalau pekerjaan itu ditinggalkan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup kita dalam mencari nafkah. Apabila salah satu pasangan tidak bisa memahami dan menyadari kepentingan pasangannya. Maka hal ini bisa menjadi penyebab retaknya suatu hubungan yang telah dijalani.

Kisah pertama telah usai. Butuh beberapa hari untuk bisa menghibur diri dengan kegagalan dalam menjalani sebuah hubungan. Cara satu-satunya untuk bisa melupakan orang yang kita kasihi adalah dengan melakukan berbagai kesibukan. Entah itu menyusun buku, menulis artikel, bekerja dari pagi sampai sore hari. hingga tidak ada waktu sama sekali untuk memikirkannya.

Namun terkadang kita tergoda untuk membaca status-statusnya di media sosial.  Sungguh sayang sekali untuk dilewatkan tanpa menyapa. Sehingga memberikan komentar adalah salah satu jalan untuk bisa berkomunikasi dengannnya. Tetapi kita akan merasakan kesedihan apabila komentar itu hanya menjadi tulisan yang tidak memiliki arti. Karena hanya berlalu begitu saja dan tidak ada balasan darinya.

Sungguh kurang bijaksana apabila kita  ingin melupakan seseorang dengan cara mencari orang lain yang lebih sempurna. Butuh waktu untuk mencari pengganti yang baru. Duka kegagalan menjalani suatu hubungan berlalu beberapa bulan. Setelah itu mendapatkan pengganti yang baru. Dengan melupakan kisah pertama. Mencoba memulai kisah yang kedua.

Suatu perkenalan yang dipertemukan dengan kegemaran yang sama yaitu menulis. Berawal dari bertukar informasi dalam penyusunan sebuah buku. Berawal dari saling sapa akhirnya merasakan kecocokan. Namun jarak dan waktu yang memisahkan kita. Pertemuan sebatas pada ruang aplikasi chatting yang berisi aksara dan ikon-ikon lucu.

Tentu kita punya rencana untuk bisa bertemu pada suatu saat ditempat yang sama. Entah itu bertukar buku atau sebatas makan siang atau makan malam di sebuah resto. Namun itu hanya sebatas angan-angan saja. Apabila Tuhan merestui maka kita bisa dipertemukan dengan cara-caraNya yang indah. Setelah itu kita bebas  bercerita tentang apa saja yang kita inginkan. Namun jika Tuhan berkehendak lain. Kita tidak bisa menuntut apa-apa. Harapan untuk bertemu yang pertama kali didunia nyata hanya sebatas mimpi.

Kisah kedua belum berakhir. Dihadapkan lagi pada kisah ketiga. Suatu perkenalan melalui keluarga. Kisah kedua yang masih sebatas angan-angan. Belum bisa meyakini kebenaranya untuk bisa bertemu. Akhirnya mencoba kisah ketiga.

Memang mudah untuk mendatangi suatu undangan dari suatu keluarga. Minggu pertama, Tuhan tidak menakdirkan kita untuk bertemu. Pergi kesana ditemani sanak keluarga sambil melakukan obrolan ringan dan memakan jamuan yang dihidangkan. Minggu berikutnya ada kesempatan untuk bertemu. Namun hanya sebatas melihat senyumannya dalam menyajikan suatu hidangan. Hal ini menyebabkan ikatan emosi diantara kita belum bisa tercipta. Hanya bisa menatap dari kejauhan sekali, dua kali, dan setelah itu berpamitan pulang.

Hubungan berlanjut melalui aplikasi chatting. Kita hanya sebatas bertanya kabar. Setelah itu kita sibuk dengan kesibukan masing-masing. Jika rindu telah tiba maka bisa melihat foto atau status-statusnya di media sosial. Awal-awal perkenalan biasanya belum banyak yang bisa dibicarakan. Nanti kalau sudah kenal lama tentu banyak bahan obrolan untuk diceritakan.

Salam

Mojokerto, 26-07-2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun