Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mencari Akar Masalah Korupsi yang dilakukan Pejabat

24 Juli 2018   02:25 Diperbarui: 24 Juli 2018   15:03 2871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bilangan pokok (basic) itu kita ibaratkan dengan bilangan asli, seperti : angka dua, tiga, dan seterusnya. Bilangan asli adalah bilangan yang lebih dari nol. Saat bilangan itu kita pangkatkan maka hasilnya akan semakin besar. 

Contohnya adalah bilangan dua, ketika dua dipangkatkan dua adalah empat. Kemudian dua dipangkatkan tiga adalah delapan. Sedangkan saat bilangan pokoknya itu bilangan pecahan. Misalkan setengah, saat kita pangkatkan maka hasilnya akan semakin mengecil. Contohnya adalah setengah pangkat dua hasilnya adalah seperempat. Setengah pangkat tiga adalah seperdelapan. Sehingga saat basic-nya rendah semakin besar pangkatnya maka hasil akan semakin kecil.

Pejabat yang korupsi (koruptor) simbolnya adalah tikus berdasi. Kita tahu bahwa tikus itu biasanya mencuri makanan didapur. Dan suka dengan tempat-tempat yang kotor. Pejabat yang mengambil sesuatu yang bukan haknya maka kita sebut dengan koruptor.

Usia pejabat biasanya tidak muda lagi. Minimal sudah berkepala tiga. Bayangkan saja saat mereka terkena kasus korupsi dan harus hidup dipenjara selama beberapa tahun. Maka mereka akan mengisi kehidupan pada hari tuanya di penjara. Saat mereka keluar dari penjara juga akan mengalami kesulitan dalam mencari pekerjaan. Karena biasanya hak politik akan dicabut oleh pemerintah.

Pejabat yang terkena kasus korupsi pasti memiliki keluarga. Saat mereka terkena operasi tangkap tangan KPK. Maka mereka akan memakai rompi berwarna orange. Kemudian berita mengenai kasusnya pasti akan menyebarluas dimasyarakat. Logikanya keluarga mereka akan malu dan terpukul sekali. Terutama dari pihak istri dan anak-anaknya. 

Pejabat biasanya hidupnya sudah makmur dan berkecukupan. Tetapi dengan gaji yang diterima belum bisa memuaskan keinginan-keinginanya. Sehingga melakukan tindakan korupsi untuk memperkaya diri sendiri. Menurut saya, nafsu itu kalau kita turuti akan semakin menjadi-jadi. Ibarat kita haus lalu meminum air laut. Maka akan terasa semakin haus rasanya ditenggorokan. 

Contoh kedua yakni saat kita selesai berolahraga lalu minum air yang dingin. Pada awalnya suhu dibadan kita akan dingin namun hal ini berlaku sementara saja. Setelah itu tulang kita akan terasa ngilu sekali. 

Sebaiknya setelah berolahraga lalu minum air hangat. Maka setelah itu suhu ditubuh kita akan terasa dingin. Karena dengan meminum air hangat.  Mulut kita akan terasa hangat beberapa saat. Namun setelah itu tubuh kita akan dingin. Hal ini dapat terjadi karena tubuh kita akan mengeluarkan keringat. Akibat suhu air yang hangat tadi.

Jadi tindakan korupsi itu nyamannya diawal ketika tidak ada yang mengetahui. Namun sekali ketahuan dan terkena operasi tangkap tangan KPK. Maka perasaan menyesalnya itu bisa bertahun-tahun. Bahkan bisa seumur hidup kegelisahan yang akan dilakukan oleh pelkunya.

Kesimpulan

Saat kita melihat kehidupan orang lain yang ada diatas kita. Maka biasanya kita akan selalu ingin menyamainya. Sebaliknya saat kita melihat kehidupan orang lain yang ada dibawah kita. Kita akan merasakan iba (kasihan). Sehingga kita dapat mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun