Mohon tunggu...
Farah Dzakiyah
Farah Dzakiyah Mohon Tunggu... Penulis - jeki si manusia biasa

panggil aja dzaki, pemalu yang punya mimpi besar sebanyak benda angkasa. punya mimpi bisa dapet beasiswa dan bisa keliling dunia bersama keluarga tercinta. bisa mati syahid di jalan Allah, sangat ingin bisa bersahabat dengan semua orang tapi dengan kelakuanku yang terkadang tidak bersahabat, semoga dzaki bisa selalu memperbaiki diri sendiri. suka buat puisi, kata2 gajelas, berharap bisa bermanfaat untuk sesama.. Alhamdulillah masuk jurusan dibangku kuliah yang bikin gabetah, tapi temen2nya bikin betah.. dari smk to Sastra, Uin Yogyakarta.. semangat dan terus berbuat baik dengan siapapun itu..

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Sekata dari Korban KPU Sleman

18 April 2019   13:00 Diperbarui: 18 April 2019   13:28 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

WAG KORBAN KPU SLEMAN

selepas maghrib dan membuka WA, ada pesan dari teman yang menginstruksikan bahwa yang sudah punya a5 ataupun tidak, dan suaranya belum tersalurkan karena habisnya surat suara atau kendala lainnya, bisa bergabung bersama WAG khusus, yang diberi nama "KORBAN KPU SLEMAN" baiklah, sayapun langsung bergabung. dan yah seperti yang sudah diduga, sudah banyak sekali obrolan yang sedang berlangsung dan didiskusikan.. WAG ini dibuat oleh Elisabeth yang beranggotakan lebih dari 250 orang belum ditambah WAG kedua dan ketiga yang sama. 

teman-teman di WAG, lebih dari pukul 21.00 WIB ada yang masih memperjuangkan hak pilihnya di TPS, Kelurahan dan KPU Sleman. mereka melakukan diskusi dengan petugas. dan hasilnya tadi malam belum begitu terang meski ada sedikit kejelasan karena dioper sana sini.

Ada juga yang mengatakan bahwa yang belum mencoblos ada 25 ribuan orang, mereka dengar dari diskusi bersama petugas KPU, angka yang sungguh miris, jika benar adanya. 

dokpri
dokpri
Dari hasil diskusi Korban KPU Sleman, terbentuklah panitia kecil yang disebut dengan APHP (Aliansi Pejuang Hak Pilih) beranggotakan masyarakat sipil yang berjuang untuk tetap menggunakan hak pilihnya dengan tetap menjunjung tinggi nilai kejujuran dan transparansi yang sama sekali tidak terkait kepentingan salah satu paslon. APHP ini bertugas untuk membantu masyarakat Sleman mendapat hak pilihnya dengan mengumpulkan data-data di 3 titik posko terdekat yang telah dibuat sendiri oleh mereka sendiri, lalu kemana instansi yang seharusnya bertanggung jawab dengan situasi ini..??

Dialog dengan KPU Sourced by : Haidar WAG
Dialog dengan KPU Sourced by : Haidar WAG

Demi memperjelas masalah ini berikut adalah kronologis yang sebenarnya (Sourced by WAG)

[[ Kronologis permasalahan hak pilih dan hasil dialog terbuka masyarakat dengan KPU Sleman, Bawaslu Sleman dan KPU DIY ]]

1.Pertama, TPS setempat menyatakan bahwa pengguna a5 baru dapat memberikan hak suara setelah pukul 12.00 WIB, padahal dalam aturan pengguna a5 dapat mencoblos sejak pagi pukul 07.00 dengan membawa form a5 asli dan e-KTP. Adapun yang sebenarnya baru dapat memilih setelah pukul 12.00 adalah DPK. DPT dan pengguna a5 berkedudukan setara dan memiliki kesempatan memilih sejak pagi.

2.Kedua, beberapa pengguna a5 bahkan tidak terdaftar di TPS padahal form a5 telah dicap oleh kelurahan dan terdaftar di  https://lindungihakpilihmu.kpu.go.id. Artinya,  seharusnya data pemilih sudah tervalidasi.

3.Ketiga, terdapat pemilih yang namanya ada di list TPS yang sesuai, namun tidak bisa memberikan hak suara dikarenakan surat suara habis.Mirisnya, petugas KPPS mengatakan bahwa apabila surat suara habis maka kami tidak bisa untuk mencoblos. Kemudian kami diperintahkan mencari TPS terdekat maupun mengunjungi TPS dikelurahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun