Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Permasalahan Inti Pertanian Tanaman Pangan di Indonesia

17 Agustus 2017   16:06 Diperbarui: 17 Agustus 2017   16:48 62101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sasaran Produksi Jagung 2017 UPSUS.

Sebagai analogi pada program khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung Kedelai (Upsus Pajale) Pemerintah menghabiskan total anggaran Rp. 103 triliun. Di antaranya, sebanyak Rp. 31,2 triliun digunakan untuk subsidi pupuk kimia anorganik.

Akibatnya terjadilah lahan pertanian yang sangat kritis serta miskin unsur hara tanah. Akhirnya berdampak kepada produktifitas tanaman yang rendah serta daya immunisasi tanaman yang berkurang yang berakibat banyaknya hama penyakit tananam yang menyerang tanaman (Harga pokok produksi meningkat). Para petani akhirnya akan selalu juga tergantung dengan kebutuhan insektisida (menjadi penambah harga pokok tanaman) serta merusak kualifikasi produksi hasil tanaman yang bebas kandungan residu.

Untuk dapat memperbaiki segera lahan pertanian yang sudah kritis dan miskin unsur hara, diperlukan keberanian dari semua pihak untuk out of the box yaitu meninggalkan pemupukan kimia anorganik dan kembali menggunakan pupuk organik yang lebih alami. Disamping itu, untuk mereparasi lahan pertanian (soil reparation), dibutuhkan program penggapuran dan pemberian tepung belerang yang berimbang (untuk menurunkan pH tanah yang semula tinggi) dan gipsum (untuk menurunkan tingkat kegaraman tanah) secara berimbang dan terukur sesuai dengan kondisi dan lokasi lahan pertaniannya.

UPSUS Produksi Jagung 2017 (Juklak UPSUS 2017)
UPSUS Produksi Jagung 2017 (Juklak UPSUS 2017)
2. Permasalahan Pupuk.

Setiap ada pengolahan sebuah hamparan lahan pertanian, selalu diperlukan periode perlakuan pemupukan yang berimbang. Harapan dari cara dan proses pemupukan tersebut adalah adanya hasil pertanian dan produktifitas tanaman yang bisa mencapai target sesuai maksimalisasi produktif kemampuan tanaman. Pemupukan bisa dilakukan dengan pupuk kimia (anorganik) atau pupuk non kimia (organik) yang masing masing memiliki kelebihan dan kelemahannya.

Biasanya dalam jangka pendek, pupuk kimia memang sangat mampu untuk bisa mempercepat masa tanam karena kandungan haranya bisa diserap langsung oleh tanah dan tanaman, namun di sisi lain bila penggunaan pupuk kimia dalam jangka panjang, justru akan menimbulkan dampak yang sangat negatif kepada tanah dan tanaman.

Menurut beberapa penelitian dari para pakar tanaman, pada umumnya tanaman tidak bisa sepenuhnya menyerap 100% pupuk kimia anorganik. Selalu akan ada residu atau sisanya yang tidak terserap, apalagi banyak petani merasa dan berpendapat dengan pemberian pupuk melebihi takaran, malah bisa lebih produktif tanamannya. Hal ini adalah salah. Bagian sisa-sisa pupuk kimia yang tertinggal di dalam tanah ini, apabila telah terkena air dalam periode lama, akan terjadi proses mengikat tanah seperti layaknya lem/semen. Terjadinya kekeringan, pada tanah tersebut, akan terjadi perlengketan yang memadat satu dengan lain (alias tidak gembur lagi), dan tanahpun menjadi mengeras. Bisa dibayangkan jika pemupukan kimia dilakukan selama berpuluh tahun tanpa ada pertukaran dari budaya pupuk kimia dengan pupuk organik. Dipastikan lahan akan semakin kurus dan ketergantungan dengan pupuk kimia akan semakin membesar disinilah keterjebakan para petani dengan pupuk kimia sehingga seperti menjadi pupuk narkoba ada ketergantungan dan ketagihan.

Selain keras memadat dan tidak gembur, tanah juga menjadi meningkat keasamannya. Kondisi ini berdampak untuk membuat organisme-organisme pembentuk unsur hara (organisme penyubur tanah) menjadi mati atau berkurang populasinya. Berbagai jenis binatang yang bersifat menggemburkan tanah seperti cacing tidak dapat lagi hidup pada habitat tanah tersebut dan akan kehilangan unsur alamiahnya. Bila ini yang terjadi, maka tanah tidak akan bisa menyediakan berbagai unsur makanan secara mandiri lagi, yang akhirnya akan menjadi sangat bergantung selanjutnya kepada pupuk tambahan, yaitu pupuk kimia anorganik.

Berbagai upaya pemupukan yang dilakukan, merupakan bagian ikhtiar para petani untuk pengelolaan kesuburan tanah. Jika hanya mengandalkan sediaan hara dari tanah apa adanya, tanpa penambahan unsur hara lainnya, produk pertanian akan semakin merosot. Hal ini disebabkan ketimpangan antara pasokan dan persediaan unsur hara serta kebutuhan tanaman akan unsur hara. Hara yang ada didalam tanah, secara berangsur-angsur selalu akan berkurang karena diserap oleh tanaman bersama hasil panen disamping ada pemanasan dan penguapan. Pengelolaan, pengolahan hara tanah yang terpadu antara pemberian pupuk organik dan pembenah akan meningkatkan efektivitas penyediaan hara, serta menjaga mutu tanah agar tetap berfungsi secara lestari. Serta tanamanpun akan mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dalam produktifitasnya.

Tujuan utama pemupukan yang tepat dan berimbang adalah untuk menjamin ketersediaan hara secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh peningkatan hasil panen yang diharapkan. Penggunaan pupuk yang efisien pada dasarnya adalah memberikan pupuk dalam bentuk dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman dapat menggunakan pupuk secara optimum hanya pada perakaran aktif, tetapi sangat sukar menyerap hara dari lapisan tanah yang kering atau padat. Efisiensi pemupukan dapat ditaksir dan diprediksi berdasarkan kenaikan bobot kering tanaman atau kemampuan serapan hara terhadap satuan hara yang ditambahkan dalam pupuk tersebut pada kondisi lahan yang subur serta kondusif cukup unsur hara dan nutrisi.

Pemberian bahan unsur hara adalah untuk memperbaiki suasana dan kondisi tanah, baik fisik, kimia atau biologisnya yang kita sebut dengan pembenahan tanah. Bahan-bahan tersebut termasuk mulsa (pengawet lengas tanah, penyangga temperatur), pembenah tanah (soil conditioner, untuk memperbaiki struktur tanah), pengapuran tanah pertanian (untuk bisa menaikkan pH tanah yang terlalu rendah, atau untuk mengatasi kemungkinan adanya keracunan Al dan Fe), unsur tepung belerang (untuk menurunkan pH tanah yang semula tinggi) dan gipsum (untuk menurunkan tingkat kegaraman tanah). Rabuk (pupuk) kandang dan hijauan, kompos, pupuk organik cair dibaurkan ke dalam tanah adalah dengan maksud pemupukan berimbang dalam tujuan pembenah dan perbaikan tanah pertanian. Saat ini sebagian besar petani belum menerapkan prinsip pemupukan sesuai rekomendasi sehingga produktivitas hasil tidak maksimal sesuai potensi tanaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun