3. Pemerintah harus segera memiliki data yang akurat tentang potensi terpasang serta rincinya untuk jumlah sapi Nasional diberbagai lokasi disemua pulau Indonesia. Lalu semua Dinas Peternakan di Kabupaten dan Propinsi dikerahkan secara maksimal terintegrasi sebagai Pembina dan Pengembang unggul produktifitas peternakan sapi rakyat. Model SPR (Sentra Peternakan Rakyat) persapian sangat perlu dikembang tumbuhkan sesegera mungkin untuk sekaligus pemberdayaan potensi peternakan rakyat.
4. Petani peternak dididik secara intensif untuk bisa membuat sendiri konsentrat dan pakan sapi yang baik dan benar yang bahan bakunya dapat di beli di toko/warung koperasi Dinas Peternakan setempat. Begitu juga cara penanaman rumput unggul sebagai pakan hijauan sapi.
5. Pemerintah segera membuat pengembangan peternakan sapi di masyarakat yang intensif dengan sumber bibit sapi unggul pedaging rekayasa persilangan sapi Indonesia, sehingga nantinya Indonesia tidak perlu lagi mengimpor bibit sapi jantan (pedet) dari luar negeri. Sudah saatnya Indonesia memiliki galur sapi unggul yang mandiri baik jenis sapi perah dan jenis sapi pedaging. Hal ini diperlukan untuk penyangga dan persediaan jangka panjang salah satu sumber protein hewani Nasional.
6. Segera menggalakkan inseminasi buatan dengan bibit unggul disemua sentra peternakan sapi besar dan sapi peternakan rakyat.
7. Pemerintah sudah saatnya membuka kawasan peternakan sapi BUMN secara modern dan terpadu serta efisien di beberapa pulau terluas strategis di Indonesia yang dikerjakan oleh para sarjana asli Indonesia tanpa tenaga asing agar ketersediaan sapi Nasional tidak tergantung lagi dengan luar negeri seperti Australia dan New Zealand. Penulis melihat dan bisa merasakan bahwa potensi kemampuan dan kemandirian ketersediaan hewan sapi dan kerbau Indonesia sangat memungkinkan dan bisa dilakukan oleh berbagai Koperasi Peternakan Rakyat.
8. Pemerintah segera mendata semua pulau pulau tidak berpenghuni, lalu di pulau itu disebarkan sapi sapi indukan yang unggul dengan proporsional keluasan Pulau dan ini bisa merupakan stock daging sapi yang dipelihara secara liar serta pulau itu dijaga oleh satuan TNI-AD secara bergantian per periode per Kodam bisa bekerja sama dengan masyarakat secara bagi hasil yang sangat layak kepada para personil petugas TNI-AD yang dilibatkan. Sekaligus pulau pulau itu terjaga berkelanjutan dalam teritorial NKRI.Â
Semoga saja pemikiran dalam bentuk tulisan ini menjadi masukan bagi Pemerintah, sehingga bangsa Indonesia tidak terhinakan oleh bangsa lainnya (lahan luas rumput terhampar banyak, tenaga sarjana peternakan banyak, tapi daging sapi impor). Penulis sangat berharap Indonesia dalam waktu tidak terlalu lama bisa swasembada daging sapi, serta sudah bisa memiliki populasi sapi dan kerbau yang bisa memandirikan Indonesia untuk mengisi kebutuhan konsumen daging sapi dengan harga terjangkau dan berkualitas untuk masyarakat banyak yang berdaya saing bagi daya beli masyarakat Indonesia. (Ashwin Pulungan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H