Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Santri

Alumni Sekolah Kemanusiaan dan Kebudayaan Ahmad Syafii Maarif (SKK ASM) ke-4 di Solo

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Bal-Balan

25 April 2021   13:12 Diperbarui: 25 April 2021   21:29 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperjalanan pulang, beberapa penduduk merangkul Marhawi dan Ngat. Berjalan di belakangnya.

Kemudian, salah seorang dari penduduk itu, "Wong cilik, biasa digawe bal-balan, sesuk Pak Kasun Motong kayu sengone sing ditandur di lahan perhutani, siapa yang mau ikut cari ramban? Dua bulan lagi Pak Kasung nyalon Kepala Desa."

"Hus..., Wis ndak usah ngrasani, sing penting Marhawi karo Ngat wis iso mulih, aman. Jangan sampai ada lagi yang dijadikan bal-balan lagi." Sergah salah seorang yang lain.

Mereka berjalan menuju pulang, sambil memikirkan calon kepala desa dan permainan bal-balan.[]

Kalibakar, Ramadhan 1442

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun