Memancing yang menjadi kebiasaan Dulamin menjadi satu pelajaran luar biasa. Salah satu pesan Pak Ridik yang membuatnya penasaran adalah "Renungkan, tidak perlu banyak belajar, yang penting dipakai. Makanya, jangan belahar sesuatu yang tidak ada praktiknya di kehidupan nyata. Rugi!"
Kemudian cerita penutupnya adalah "Pesta Cahaya," "Sidik Jari," dan "Niscaya." Cerita yang dikemas dengan bahasa sufistik, perenungan dan pengenalan diri yang mendalam mencerminkan bahwa kehidupan bukan hanya hiruk pikuk tentang kompetisi menjadi ini dan itu.Â
Tetapi ada relasi ketuhanan dalam diri yang perlu digapai dan dicanangkan di dalam benak. Mungkin bagian menariknya adalah menjadi gila adalah proses untuk melihat seberapa waras sebenarnya kehidupan kita.
Bukan berarti setiap karya tidak memiliki kekurangan. Pastinya ada. Karena tidak ada yang benar-benar sempurna. Buku ini atau cerita ini menarik dan bagus karena dibarengi dengan bahasa yang jenaka kadang serius tanpa basi-basi pula.Â
Namun akan menjadi satu kritikan ketika muatan sastra teoritis dibenturkan dengan gaya cerita Cak Dhofir. Namun begitu keaktualan nilai-nilai dalam cerita-cerita Cak Dhofir memiliki daya pandang yang luar biasa, terutama untuk kehidupan saat ini dan masa depan. Diresensi Oleh Ahmad Dahri, Santri Kalong Pesantren Luhur Bayt al Hikmah Kepanjen.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H