Maruta adalah angin. Pemimpin harus menjadi seperti angin. Senantiasa memberikan kesegaran & selalu turun ke bawah melihat rakyatnya. Angin tidak berhenti memeriksa & meneliti, selalu melihat perilaku manusia, bisa menjelma besar atau kecil, berguna jika digunakan. Jalannya tidak kelihatan, nafsunya tidak ditonjolkan. Jika ditolak ia tidak marah & jika ditarik ia tidak dibenci. Seorang pemimpin harus berjiwa teliti di mana saja berada. Baik buruk rakyat harus diketahui oleh mata kepala sendiri, tanpa menggantungkan laporan bawahannya. Biasanya, bawahan bagitu pelit & selektif dalam memberikan laporan kepada pemimpin, & terkadang hanya kondisi baik-baiknya saja yg dilaporkan.
6. Laku Hambeging Bumi
Pemimpin hendaknya memiliki sifat-sifat utama dari bumi, yaitu teguh, menjadi landasan pijak & memberi kehidupan (kesejahteraan) untuk rakyatnya. Bumi selalu dicangkul & digali, namun bumi tetap ikhlas & rela. Begitu pula dengan seorang pemimpin yg rela berkorban kepentingan pribadinya untuk kepentingan rakyat. Seorang pemimpin haruslah memiliki sikap welas asih seperti sifat-sifat bumi. Falsafah bumi yg lain adalah air tuba dibalas dengan air susu. Keburukan selalu dibalas dengan kebaikan & keluhuran.
7. Laku Hambeging Baruna
Baruna berarti samudra yg luas. Sebuah samudra memiliki wawasan yg luas, mampu mengatasi setiap gejolak dengan baik, penuh kearifan & kebijaksanaan. Samudera merupakan wadah air yg memiliki sifat pemaaf, bukan pendendam. Air selalu diciduk & diambil tapi pulih tanpa ada bekasnya. Seorang pemimpin harus mempunyai sifat pemaaf, sebagaimana sifat air dalam sebuah samudra yg siap menampung apa saja yg hanyut dari daratan. Samudra mencerminkan jiwa yg mendukung pluralisme dalam hidup bermasyarakat yg berkarakter majemuk.
8. Laku hambeging Agni
Pemimpin hendaknya memiliki sifat mulia dari api (agni), yang selalu mendorong rakyatnya memiliki sikap nasionalisme. Seperti api, berarti pemimpin juga harus memiliki prinsip menindak yg bersalah tanpa pilih kasih. Api bisa membakar apa saja, menghanguskan semak-semak, menerangkan yg gelap. Bisa bersabar namun juga bisa sangat marah membela rakyatnya jika dizolimi & tetap memiliki pertimbangan berdasarkan akal sehat & bisa dipertanggungjawabkan.
    owhhhh,,gitu ya ajaran falsafah budaya jawa ,wah,,hebat,,semoga aku bisa seperti itu ya bro,,,!! " insya allah sahut ku,,,gak terasa mobil yang di kemudikan nya sudah memasuki gapura gang rumah ku, " aku turun di sini aja frend,,di ujung gang nggak bisa puter nanti mobil mu sebab ada orang punya hajat" ucap ku pada nya ,,ok terima kasih yo kawan,,balas nya salam buat anak istri mu timpal ku sambil membuka pintu mobil dan turun di muka gang rumah ku, selamat jalan sobat selamat menempuh karir mu doa ku semoga sukses,!!!
surabaya 20 september 2015
Â
  Â