Mohon tunggu...
blumontego adi
blumontego adi Mohon Tunggu... -

penulis amatiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat Alam Gaib

15 April 2011   15:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:46 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

to : manusia bernyawa

————————————————————————————————————————————

dear.

dulu saya orang yang berpendirian teguh, bagi sebagian orang bilang saya adalah orang yang keras kepala,
if i want something, i want it hard, i never give up till i get what i want.
moto saya “saya ingin maka saya dapatkan” sehingga apa pun halanganya saya tidak akan berhenti.
saat itu saat yang paling menyenangkan memang.
hampir semua yang saya ingin kan saya dapatkan

hingga suatu hari…
saya menginginkan sesuatu yang mungkin bukan takdir saya untuk mendapatkanya
namun seperti yang saya katakan sebelum nya, saya bukan tipe mahluk bernyawa yang mudah menyerah
bagaimanapun juga akan coba saya raih hingga dapat
di mulai mengorbankan hal-hal kecil, yang kemudian semakin lama semakin besar yang saya punya untuk di korbankan.

hingga suatu hari…
saat itu tidak ada lagi yang tersisa untuk saya korbankan.
dan perjuangan yang saya lakukan seperti meneguk air garam dikala haus.
sia sia,, hanya membuat haus saya bertambah parah.
saat itu saya di hadapkan kenyataan bahwa keinginan saya hanya fatamorgana oase yang tidak mungkin saya dapatkan

hingga suatu hari…
saat tidak ada lagi yang saya punya.
saat sudah habis energi ini untuk berambisi
saat itu saya berfikir betapa melelahkanya hidup ini
bagaimana bila saya mencoba terbang ke angkasa melihat dunia yang lebih luas?
mungkin saat itu jasad saya akan tersenyum puas
menempuh hidup baru yang lebih luas
dari pada menempuh hidup yang sudah ternoda malu
malu untuk melanjutkan hidup yang lagi bermutu

hingga suatu hari…
saya meloncat dari gedung, gedung yang paling tinggi yang sanggup saya daki.
pemandangan dari sini indah memang.
sambil menghayalkan saat terjun saya akan mendapatkan pemandangan yang lebih indah lagi.
saat itu mungkin jasat saya akan bisa tersenyum puas walau keinginan tak kunjung aku dapatkan.

blaammmm!!!!!!!….

saat itu tubuh ku melayang beberapa saat hingga akhir nya terbentur di dasar lantai.

kamu mau tau apa yang saya rasakan?

saya merasa melayang, namun kosong…..

saat melihat jasat saya….

dia tidak tersenyum senang…

dia seperti habis merintih menahan perih..

wajah nya menakutkan,pucat dengan luka di mana mana…

itu bukan sayaaa….

dimana hal yang saya hayalkan saat saya masih hidup?

untuk ke dua kali nya saya gagal mendapatkan apa yang saya inginkan..

namun perbadaan nya kali ini tidak ada lagi jalan kembali..

saya hanya pasrah, tau bahwa saya akan di benci tuhan…

inikah yang namanya iklas? sayang sekali saya baru belajar ini saat saya tak lagi bernyawa..

dan yang saya pelajari, ternyata waktu itu saya hanya hidup di dunia yang sempit..

tapi sayang nya hati saya juga ikut sempit, dengan pemikiran keras kepala yang sempit..

inikah yang namanya kelapangan dada untuk melihat sesuatu yang lebih luas? sayang sekali saya tau ini saat saya tak lagi bernyawa..

untuk teman saya yang masih bernyawa.

dari sini saya hanya bisa melihat mu iri.

ingin rasanya saya bertukar tempat dengan mu.

maafkan saya kawan, waktu itu dirimu menitihkan air mata sia2 untuk orang seperti saya.

terimakasih kawan, semoga kamu bisa berfikir lapang di atas dunia yang sempit….

——————————————————————————————————————————-

nb : mahluk yang tak lagi bernyawa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun