Mohon tunggu...
Bhinneka
Bhinneka Mohon Tunggu... Model - PT. Bhinneka Mentaridimensi

Bhinneka adalah pionir e-commerce di Indonesia, yang hadir sejak 1993 di bawah perusahaan PT Bhinneka Mentaridimensi. Bhinneka melayani korporasi dan perorangan melalui Bhinneka.com, pengadaan bagi lembaga pemerintahan melalui LKPP (B2G), maupun pengadaan mesin cetak digital berformat besar melalui Bhinneka Digital Printing Solutions (DPS). Bhinneka B2B eCommerce Indonesia menjual produk IT, elektronics, Tools/MRO, dan berbagai Jasa.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Semua Akan "Didiskon" pada Waktunya

5 Januari 2018   16:40 Diperbarui: 6 Januari 2018   15:38 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Foto: adorethelife.com

Kerap kita alami sendiri, ketika ada diskon gede untuk barang-barang yang telah kita beli sebelumnya. Harga yang ditawarkan menjadi jauh lebih murah, atau ada tambahan bonus-bonus tertentu. Sehingga menjadikannya promo yang best deal banget, atau bisa dibilang "menang banyak".

Dalam kondisi seperti ini, kita seringkali hanya bisa menyayangkan karena telanjur beli duluan, atau menyadari telah tergesa-gesa ingin memiliki barang tersebut. Menghitung berapa selisih harga yang bisa dihemat, atau digunakan untuk membeli produk lain. Prinsipnya sederhana: kalau bisa lebih murah, buat apa bayar lebih mahal?

Meskipun demikian sebaiknya tetap tak perlu disesalkan. Mau bagaimana lagi? Barangnya tentu juga sudah digunakan sesuai fungsi dan tujuan pembelian. Tinggal ke depannya, harus bisa lebih jeli lagi sebelum membeli. Minimal, bisa menentukan mana yang lebih baik? Beli sekarang atau tunggu sampai diskon nanti?

Berikut adalah beberapa hal yang bisa dipertimbangkan.

1. Apa yang mau dibeli?

Ada sejumlah kategori produk dengan tren pergantian yang relatif cepat. Misalnya seperti gadget dan aksesorinya, atau kendaraan bermotor. Para produsen kedua kategori produk tersebut seolah berlomba-lomba untuk terus merilis varian terbaru secara cepat, bahkan bisa berlangsung setiap beberapa bulan sekali.

Pada waktu baru diluncurkan, harga sebuah produk bisa lumayan tinggi. Namun setelah beberapa lama, dan varian selanjutnya dihadirkan, produk di awal tadi akan mengalami penurunan harga. Bisa juga dijual dengan promo tertentu.

Penurunan harga bukan berarti penurunan kualitas. Produk yang dijual tersebut pada dasarnya tetap merupakan barang baru, cuma stok lama. Pada gadget, dalam artian masih tersegel rapi di dalam kotaknya dan belum pernah dihidupkan/diaktifkan. Sedangkan pada kendaraan bermotor, artinya belum pernah benar-benar dikendarai di jalan raya sesuai peruntukkannya.

Sekali lagi, kondisi ini hanya berlaku atas kategori produk tertentu. Dari contoh di atas, gadget dan aksesorinya, atau kendaraan bermotor, setiap varian yang diluncurkan memiliki beberapa pembeda. 

Dari nama, nomor tipe, dan desain, sampai pada fitur-fitur fasilitas yang ditambahkan, serta kesan kekinian. Menjadi yang paling awal memiliki barang baru, tentu memberi kesan keren dan up-to-date untuk dipamerkan. Konsekuensinya adalah jumlah uang yang harus dikeluarkan.

Studi kasus. iPhone 6 pernah menjadi salah satu smartphone terbaru Apple yang dirilis tahun 2014 (di Indonesia pada tahun 2015). Sebagai varian terbaru kala itu, harga jualnya dimulai dari Rp 9,3 jutaan seperti yang pernah diberitakan Kompas Tekno. 

Kemudian, menjelang penjualan resmi iPhone 8, iPhone 8 Plus, dan iPhone X di Indonesia akhir Desember kemarin, iPhone 6 khusus 32 Gb berwarna Gold diobral menjadi hanya Rp 4.999.000. Harga diskon ini berlaku secara resmi, baik di gerai-gerai toko biasa maupun online termasuk di Bhinneka.

Cuplikan tertanggal 11 Desember 2017.
Cuplikan tertanggal 11 Desember 2017.
Apakah ada perbedaan antara iPhone 6 yang dijual pada 2015, dengan yang didiskon? Sama-sama barang baru, bukan refurbished apalagi rekondisi. Jadi, silakan diputuskan apakah ingin menjadi pembeli paling awal dengan harga tinggi, atau tunggu nanti saja setelah ada diskonnya?

Buat yang ingin beli iPhone second baca juga: "Jangan Salah! Masih Banyak yang Tak Tahu Beda Refurbished dan Rekondisi"

2. Apa tujuan pembeliannya?

Ini menjadi pertimbangan berikutnya, dan tetap berhubungan dengan jenis barang yang diinginkan. Apakah barang tersebut benar-benar sedang dibutuhkan sehingga mesti dibeli saat itu juga, atau bisa ditunda?

Dari pertanyaan ini, hasil akhirnya jelas banget. Membeli dengan harga normal karena urgen, atau menunggu diskon di kemudian hari. Kembali ke contoh iPhone 6 di atas, apakah ponsel yang kita miliki saat ini sudah mati total, atau hanya lemot dan ketinggalan zaman. Perlakuannya tentu saja akan berbeda antara produk-produk gaya hidup (lifestyle), dengan peralatan rumah tangga untuk aktivitas  keseharian.

3. Ketahui standar harga untuk barang yang diinginkan

Ini merupakan informasi yang sangat penting sebelum berbelanja, agar kita tidak gampang panik. Terutama dalam memastikan tinggi-rendahnya harga promo yang tersaji di depan mata, dibanding harga jual normalnya.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan. Dari yang paling konvensional, yaitu membandingkan harga jual secara langsung di toko-toko fisik, sampai menggunakan layanan situs pembanding harga untuk toko online.

Umumnya, selisih harga jual normal suatu produk tidak akan terlampau jauh antara satu toko dengan yang lain. Sehingga kita bisa mengetahui rentang harga pasarannya setelah datang ke lima sampai tujuh toko. Dari situ, kita juga bisa mengenali harga yang kemahalan, atau yang justru sedang diskon lumayan.

4. Kenali bentuk-bentuk promo/diskon yang ditawarkan

Lazimnya yang diketahui selama ini, diskon adalah potongan harga barang. Di toko-toko fisik atau dalam bentuk paling sederhana, besaran diskon menggunakan persentase. Yang pasti tidak akan pernah mencapai 100 persen, karena itu sama saja berarti gratis. Bukan jual beli, melainkan donasi, sumbangan, atau pemberian hadiah.

Lain halnya di toko-toko online. Promo dan diskon yang diberikan tidak selalu berupa potongan harga barang secara langsung, sebab ada komponen-komponen lain yang khas. 

Beberapa di antaranya bisa berupa cashback, tambahan potongan harga dari bank untuk metode pembayaran tertentu, gratis ongkos kirim, bonus produk tertentu, dan masih banyak lainnya. Yang penting pada intinya, promo dan diskon tersebut membuat konsumen mendapatkan barang dengan biaya lebih rendah daripada pembelian biasa.

Terkait beraneka bentuk promo dan diskon belanja online, Bhinneka telah mengulasnya di artikel Kompasiana terpisah: "Suka Belanja Online? Kenali Bentuk-bentuk Promonya"

Dengan memahami bagian ini, konsumen diharapkan dapat memaksimalkan promo atau diskon yang ada. Khususnya jika harus memilih salah satu metode promo yang tersedia, dengan syarat dan ketentuannya masing-masing.

Harbolnas, salah satu momen yang ditunggu para online shoppers.
Harbolnas, salah satu momen yang ditunggu para online shoppers.
5. Komunitas pemburu dan pembagi promo/diskon

Mungkin sudah banyak yang mengetahui tentang ini, bahwa di media sosial seperti Facebook ada grup-grup khusus yang para anggotanya antusias berbagi informasi tentang promo atau diskon secara offline maupun online. Hampir tentang semuanya. Dari promo tiket pesawat dan voucher hotel murah, sampai promo makanan dan minuman.

Tidak hanya di media sosial, juga ada beberapa situs yang beroperasi untuk tujuan ini, mengumpulkan informasi promo dan diskon secara mendetail. Ada situs yang dijalankan secara tertutup oleh para administrator dan pengelola, ada pula yang terbuka untuk umum. Di mana semua orang bisa mendaftarkan diri, dan itu menampilkan promo atau diskon yang ia ketahui. Tak heran jumlah anggotanya selalu bertambah. Situs bernama Sopsip salah satunya.

"Bisa dibilang Sopsip baru benar-benar pickup pace tahun 2016, karena growth-nya lebih dari 80 persen untuk seluruh traffic," kata AdminRed, julukan untuk salah satu administrator operasional situs berbagi promo yang hadir sejak 2014 lalu.

Ilustrasi para administrator. AdminRed, tentu saja yang merah.
Ilustrasi para administrator. AdminRed, tentu saja yang merah.
Dibeberkannya lebih lanjut, total anggota Sopsip per akhir 2017 mencapai 2.022 orang. Padahal di akhir 2016, baru berjumlah 948 orang. Dari semua anggota tersebut, ada 4.889 promo yang dipos ke situs, serta mendapatkan respons lebih dari 25.000 komentar.

Tentu tidak semua anggotanya aktif mempos promo, sebagian besarnya malah lebih menjadi silent reader alias mereka yang secara diam-diam mengikuti semua informasi yang ditampilkan tanpa meninggalkan respons.

"Ada sekitar 80-100 active users yang berinteraksi lewat pos, komentar, likes walaupun belum tentu setiap hari. Juga kadang tergantung deals dan posting-an yang menarik atau event tertentu seperti Harbolnas. Kadang ada juga yang viral dan bisa dapat 5.000 views dalam sehari," lanjutnya.

Lebih menariknya lagi, para anggota tidak sekadar berbagi promo dan diskon. Mereka juga membagi trik-trik untuk meningkatkan nilai diskon yang sudah disediakan sesuai ketentuan. 

Misalnya dengan menggunakan metode pembayaran tertentu, atau layanan promo pihak ketiga lainnya. Dengan demikian, konsumen pun bisa mendapatkan keuntungan berbelanja yang maksimal.

Salah satu contoh promo Bhinneka, yang bahkan diulik lagi oleh anggota forum. Baca saja judulnya.
Salah satu contoh promo Bhinneka, yang bahkan diulik lagi oleh anggota forum. Baca saja judulnya.
Akhir kata, semua barang memang akan didiskon pada waktunya. Tunggu waktunya saja. Ada yang cepat, ada juga yang entah kapan. Tinggal pilih, beli sekarang atau nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun