Mohon tunggu...
Bhinneka
Bhinneka Mohon Tunggu... Model - PT. Bhinneka Mentaridimensi

Bhinneka adalah pionir e-commerce di Indonesia, yang hadir sejak 1993 di bawah perusahaan PT Bhinneka Mentaridimensi. Bhinneka melayani korporasi dan perorangan melalui Bhinneka.com, pengadaan bagi lembaga pemerintahan melalui LKPP (B2G), maupun pengadaan mesin cetak digital berformat besar melalui Bhinneka Digital Printing Solutions (DPS). Bhinneka B2B eCommerce Indonesia menjual produk IT, elektronics, Tools/MRO, dan berbagai Jasa.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Satu Lagi Pusat Perbelanjaan akan Tutup, Salah Siapa?

23 Oktober 2017   13:56 Diperbarui: 23 Oktober 2017   19:02 11482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu pojok di toko Bhinneka Gunung Sahari (Istimewa)

Di enam bulan pertama 2017 saja, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) melaporkan terjadinya penurunan penjualan sampai 20 persen yang dialami para anggotanya. Padahal Ramadan dan Idulfitri berlangsung dalam periode tersebut, dan biasanya menjadi momen "panen" di setiap tahunnya.

Geliat ekonomi digital berupa e-commerce dan online shopping pun kerap ditunjuk sebagai penyebab utamanya. Calon pembeli cukup melihat etalase secara online di layar ponsel maupun laptop, melakukan proses pembandingan harga secara langsung tanpa harus berpindah tempat, kemudian dapat meneruskan transaksi dengan beraneka pilihan metode pembayaran, ditambah lagi dengan banyaknya promo dan potongan harga yang menggiurkan.

Langsung saja, apakah tepat bahwa transaksi di toko konvensional beralih ke e-commerce?

Salah satu pojok di toko Bhinneka Gunung Sahari (Istimewa)
Salah satu pojok di toko Bhinneka Gunung Sahari (Istimewa)
Kembali mengambil contoh penutupan gerai Lotus di atas, berikut adalah komentar seorang pengunjung dari salah satu artikel berita.

"Saya jarang ke sini, seringnya ke Tanah Abang. Mendingan sekalian ke Tanah Abang lebih murah, kalau di sini enggak diskon, mahal."

Dari ilustrasi ini, harga masih menjadi pertimbangan utama sekelompok besar konsumen. Diamini pula oleh Ketua Aprindo Roy Mandey, yang menyatakan bahwa peningkatan transaksi secara online terjadi pada jumlah transaksi, bukan nilai transaksinya.

"Kalau sekarang kami lihat (transaksi online) sudah 1,5 persen-2 persen dari total penjualan ritel modern. Itu karena ada perubahan pola belanja konsumen, jadi yang biasa mereka stok barang, sekarang mereka membeli sesuai kebutuhan saja. Bukan dalam jumlah value, tapi dalam jumlah volume atau transaksi. Mereka yang belanja adalah kebanyakan generasi Y atau generasi muda. Jadi generasi itulah yang meningkatkan penjualan online atau penjualan e-commerce. Tapi untuk yang di atas 50 tahun itu masih menggunakan offline store."

Dengan demikian, keberadaan toko konvensional tentu saja masih dibutuhkan konsumen dengan segala pertimbangannya. Apalagi masih ada beberapa jenis barang yang hanya tersedia khusus di toko-toko tertentu. Termasuk soal pakaian, ketika lebih nyaman dicoba di badan secara langsung dibanding membeli secara jarak jauh. Berbeda dengan penjualan elektronik maupun gadget dan sejenisnya, dengan kondisi barang yang mestinya seragam.

Itu sebabnya, bisnis online dan offline masih sama-sama memiliki potensi di Indonesia. Bukan untuk saling mengambil porsi pembeli, melainkan untuk saling mendukung keberagaman pola belanja yang terjadi. Mengambil contoh Bhinneka (yang dahulu dikenal dengan Bhinneka.com), yang mengawali lini bisnisnya dengan toko offline 24 tahun lalu, dan mempertahankannya hingga sekarang. Selain aktif melayani pelanggan lewat website dan berbagai jalur online (seperti yang pernah diceritakan di Kompasiana), tetap ada enam toko fisik tersebar di Jakarta dan Surabaya. Sebab bagaimana pun juga, online dan offline memberikan kemudahan dan kenyamanan yang berbeda.

Ketika Presiden Joko Widodo mengunjungi Mal Mangga Dua tahun lalu (Kompas Tekno)
Ketika Presiden Joko Widodo mengunjungi Mal Mangga Dua tahun lalu (Kompas Tekno)
Referensi:
  • CNN Indonesia
  • Detik Finance
  • Kumparan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun