Mohon tunggu...
Anto. S. Soetjipto
Anto. S. Soetjipto Mohon Tunggu... Juru Gambar -

Alterego, Katarsis Dan Pikiran Kotorku

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rocketship Goes by

8 September 2015   14:45 Diperbarui: 8 September 2015   14:50 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tak ingat siapa aku, tak tau udara apa yang aku hirup dan untuk alasan apa aku tetap hidup. Aku tak tau kemana arah mata angin berhembus dan kemana aku akan melangkahkan kaki. Apakah aku harus mengikuti bayangan matahari atau rasi bintang yang terlihat indah namun bisa menyesatkan? Yang aku ingat, aku ingin sekali melupakan masalalu yang indah dan membuatku terpuruk hingga akhirnya sekarang aku benar-benar lupa siapa diriku dan apa tujuan hidupku didalam pikiran yang kosong ini. Aku menanti sosok yang bisa mengisi kekosongan ini tapi entah siapa, seperti apa aku juga lupa. Tapi ada satu hal yang aku ingat, aku berdiri ditempat ini, tempat yang gersang dan berwarna merah dengan sebutan Mars.

Suatu malam cahaya menyilaukan itu pun datang diantara gelap yang menemani lelapku. Aku terbangun dan dengan rasa penasaran yang ada mencoba melangkah dan menghampiri. Sebuah benda besar berbentuk menyerupai kapsul terlihat mendarat diikuti dengan kepulan asap. Tak lama terlihat sosok bergerak dan berjalan keluar kapsul itu. Mungkin itu yang disebut sebagai manusia, mahluk dari pelanet asing nun jauh disana yang disebut Bumi. Dia menghampiriku dan terlihat diam menatap ku seakan-akan aku ini mahluk aneh yang terlihat unik atau mungkin menyeramkan. Sejujurnya itu yang ada di dalam hati ku melihat ke anehannya. Dia terlihat baik dan tidak ada maksud jahat tetapi tetap saja aku harus berhati-hati karena aku tak tau maksud dan tujuan dia mendarat di tempat ini. Dia mencoba mendekat dan berkomunikasi denganku. Sepertinya dia ingin berbicara dan menyampaikan sesuatu dengan bahasa dan caranya yang aneh dan tidak butuh waktu lama untuk aku memahaminya.

“siapa kau dan sedang apa kau disini, apa kau penghuni Mars?” ucapnya.

“lalu, kau sendiri untuk apa mendarat di tempat ini?” tanya ku balik.

“yang pasti aku tidak tersesat ke tempat ini.”
“ aku mencari sesuatu yang aku cari dari dulu, sesuatu yang baru dan aku akan mempelajarinya termasuk mencari tau siapa kamu.”
“aku dari berasal Bumi, sebuah planet yang jauh disana dengan warna biru lautnya dan warna hijau untuk daratannya. Tempat yang penuh suka cita dan penuh warna. Tempat yang indah dimana banyak ragam kehidupan dan tempat dimana kamu bisa melihat pelangi setelah hujan.” jawabnya

Kami pun saling bertukar cerita, siapa aku, kenapa aku disini dan apa itu pelangi. Lama-lama aku mulai tertarik dengan ucapanya akan sebuah planet yang bernama Bumi, tempat yang indah dan penuh warna tak seperti tempat ini. aku pun mulai nyaman mendengar semua cerita tentang keanekaragaman kehidupan, birunya laut, hijaunya gunung dan padang rumput yang indah serta pelangi setelah hujan walaupun aku belum tau seperti apa itu. Aku mulai menyukainya dengan semua cerita yang seperti mimpi itu dan setidaknya dia baik tidak bermaksud jahat kepadaku walaupun kami berbeda tapi seakan kami menjadi sama. Dia memanggilku “Gadis dari Mars”.

“Aku melihat kekosongan dalam dirimu dan kehampaan tanpa tujuan. Maukah kau ikut dengan ku ke Bumi, Mars? Tempat dimana kau bilang itu seperti mimpi. Beradaptasi dalam menjalani hidup dalam perbedaan dan merajut kebahagiaan dalam melengkapi mimpi itu.” Ucapnya.

“Ceritamu dan Bumi indah seperti mimpi, indah dan tak pasti dan aku juga tidak yakin mampu menjalaninya” jawabku.

“Tapi Mars, mimpi itu bisa diwujudkan asal kita mau berjuang untuk mewujudkannya.”

“Tapi kamu bukan sosok yang aku cari, bukan kamu dan bukan Bumi mu itu.” Tegasku.
Aku mencari sosok yang aku cari selama ini dengan mimpi indahnya dan planet yang akan kami tuju untuk mewujudkan mimpi itu. Aku rasa kita tidak cocok dengan perbedaan yang ada. Mungkin kamu sudah bisa menerima semua keanehan dan perbedaan itu. Aku juga belum tentu bisa tinggal di Bumi mu walau pun aku merasa nyaman dengan mu dan menjalani semua cerita yang terdengar seperti mimpi itu. Biarkan aku disini dan kembalilah kau ke bumi. Aku akan tetep disini mencari sosok yang bisa mengisi kekosongan ini sampai saatnya dia tiba dan aku tau kemana tujun hidupku berjuang mewujudkan mimpi itu.

“baiklah Mars jika itu yang kau mau, aku hanya menawarkan sebuah kehidupan dengan petualangan yang mungkin bisa mengisi kekosongan mu itu.” Jawabnya dengan senyum kecewa diwajahnya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun