Dia yang aku beri nama “Cinta”, adalah sebuah syair yang setiap katanya takkan lewat aku baca
Dia yang aku beri nama “Cinta”, adalah seberkas cahaya bulan yang setia hadir menemani malam
Dia yang aku beri nama “Cinta”, bagai setiap tusuk jarum yang mencipta sebuah karya
Dia yang aku beri nama “Cinta”, bagaikan huruf a yang ketiadaannya membuat cerita tak sempurna
Tapi Dia juga, yang aku beri nama “Luka”, seperti segaris retak yang tak sengaja menempel pada kaca
Seperti setitik nila yang tak sengaja tumpah pada nira
Seperti sebuah nada sumbang yang semestinya tak ada
Seperti sebuah salah yang tak seharusnya datang pada bahagia
Cinta, tak terduga kepada siapa ia akan jatuh
Kadang cinta, juga tak tahu sampai kapan ia menunggu
Lalu cinta, kadang membuat luka namun masih tetap menunggu