Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

7 Alasan Mengapa Kota Mandiri Maja di Lebak Jadi Tempat Ideal Slow Living

20 Desember 2024   14:09 Diperbarui: 21 Desember 2024   21:54 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maja masih ideal untuk pendamba slow living yang belum bisa lepas dari Jakarta. (Foto: Dok. pribadi)

Pemerintah telah berkomitmen mengembangkan kawasan Maja ini dan bekerjasama dengan berbagai pihak swasta. Maja bahkan menerima suntikan dana Rp100 triliun semasa Presiden Jokowi agar bisa berkembang menjadi sebuah kawasan kota baru bernuansa kreatif.

Mengingat semua komitmen dan langkah nyata tersebut itulah, Maja bisa dipastikan akan terus berkembang dan makin mapan di beberapa tahun mendatang. Kemungkinan besar, di tahun-tahun dan dekade mendatang, Maja akan terus berkembang berkat dukungan pemerintah, swasta, dan masyarakat yang mendamba kawasan hunian yang lebih layak.

Suasana langit Senja di Maja. (Foto: Dok. pribadi)
Suasana langit Senja di Maja. (Foto: Dok. pribadi)

Relatif Bebas Banjir dan Bencana Alam

Kalau Anda belum tahu, dahulu ada wacana Maja dijadikan ibu kota negara yang baru sebagai ganti Jakarta sebelum akhirnya pilihan jatuh ke Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara yang kini menjadi lokasi IKN. 

Maja dianggap punya banyak kelebihan yang bisa setara dengan kawasan Puterajaya yang menyangga ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur. Selain itu, infrastrukturnya sudah relatif lebih baik dan tertata. Akses ke sarana transportasi umum sudah ada. Demikian argumen bupati Lebak kala itu Iti Octavia Jayabaya (yang adalah kakak bupati Lebak terpilih sekarang, Hasbi Jayabaya).

Hingga sekarang, kawasan Maja ini termasuk relatif bebas banjir, tanah longsor dan bencana alam lain seperti gempa bumi. Maja bisa dikatakan lebih aman dari wilayah Lebak di bagian selatan yang lebih rawan bencana. 

Di sini juga ada bendungan/ waduk Cicinta yang masih berfungsi baik untuk menampung curahan air hujan. Anda bisa menyaksikan keindahan bendungan Cicinta jika Anda turun di Stasiun Maja.

Tak heran Maja bisa jadi tempat relokasi ideal untuk warga Jakarta yang sudah bosan dengan banjir tahunan di rumah. Sudah saatnya Anda hempaskan jauh-jauh sumber stres dan sumber pengeluaran tahunan itu jauh-jauh dari kehidupan Anda. 

Jarak ke Jakarta Dekat

Salah satu keunggulan paling utama Maja dibandingkan semua tujuan slow living yang disebut Kompas di atas adalah jarak ke Jakarta yang terhitung sangat dekat. Anda cuma naik kommuter dari Stasiun Maja ke Tanah Abang dan bayar Rp7.000 untuk bisa ke Jakarta. 

Itulah kenapa Maja cocok untuk mereka yang tak cuma menganut slow living tetap juga bergaya hidup mindful dan minimalis. Sebab di sini tak punya kendaraan pribadi juga tak begitu masalah sebab sudah ada ojek online (FYI, di area perumahan selain Maja, ojek online belum tentu disetujui warga lokalnya), shuttle bus dari stasiun ke rumah yang disediakan pihak pengembang perumahan Citra Maja City dan Permata Mutiara Maja.

Untuk yang punya pola kerja hybrid (kadang WFH, kadang WFO), tinggal di Maja juga cocok karena aksesibilitasnya yang bagus dan nyaman.

Untuk pengguna mobil dan kendaraan pribadi lain, jalan tol ke Jakarta memang belum ada. Tapi jika Anda ngotot naik mobil ke Maja, Anda bisa menempuh tol Merak-Balaraja. Waktu tempuhnya bisa 2 jam penuh. Jalur di luar ruas tol belum selebar yang kita harapkan.

Harga Makanan Lebih Murah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun