Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

6 Cara Hindari Fenomena 'Remaja Jompo" Akibat Commuting

14 Desember 2024   08:10 Diperbarui: 14 Desember 2024   08:10 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Intinya sesuaikan jenis olahraga dengan kondisi dan kebutuhan Anda. Jangan dibuat rumit, ribet dan penuh ekspektasi macam-macam.

Berolahraga sangat penting agar mencegah rasa cepat lelah di otot-otot akibat perjalanan commuting yang lama dan jauh.

Tidur Cukup

Kemudian juga yang tak kalah penting ialah jam dan kualitas tidur malam yang cukup. Saat bekerja dengan rutinitas commuting setiap hari, Anda tidak bisa mempertaruhkan jam tidur. Jika Anda kehilangan jam tidur satu jam saja, efek ke badan akan langsung terasa. Mungkin meriang, pusing, demam, yang nantinya membuat Anda tak bisa menjalani aktivitas dengan maksimal.

Untuk itu, selalu disiplin dengan waktu tidur Anda. Jangan gunakan ponsel jelang jam tidur. Tapi bagaimana jika masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan? Itu lain cerita. Tapi jika Anda masih harus bekerja di rumah, bukankah itu saatnya bertanya pada diri Anda sendiri apakah Anda sudah bekerja secara efektif atau apakah atasan atau perusahaan tempat Anda bekerja masih peduli dengan kesehatan dan keseimbangan kerja-hidup Anda. Jika rasanya jawabannya tidak, saatnya mungkin mengevaluasi semuanya.

Pilih Tempat Kerja yang Lebih Dekat

Jika bisa, pilihlah pekerjaan yang kantornya atau lokasinya lebih dekat dengan rumah. Akan lebih baik jika Anda bekerja di rumah malah. Saya sendiri sekarang bekerja lebih banyak di rumah dan mengurangi pekerjaan yang mengharuskan untuk melakukan perjalanan jauh kecuali jika memang sangat perlu. Jika bisa saya selalu meminta untuk melaksakan tugas itu di rumah saja demi efisiensi.

Jika memang belum memungkinkan untuk kerja di rumah, Anda bisa memilih tempat kerja yang lebih dekat dengan stasiun kereta commuter yang Anda pakai. Anda bisa menghemat waktu dan ongkos perjalanan ekstra plus mengurangi stres tambahan saat harus menempuh perjalanan dari stasiun ke kantor.

Cari/ Ciptakan Peluang Kerja di Dekat Rumah 

Juga cobalah untuk merencanakan strategi menciptakan pekerjaan baru untuk Anda sendiri di dekat rumah dalam beberapa tahun ke depan sehingga Anda tak lagi harus saban hari ke Jakarta sampai tua nanti. Misalnya dengan membangun bisnis sendiri, membuat toko, rumah makan, membuat peternakandan sebagainya.

Rencana masa depan semacam ini juga bisa membuat Anda terdorong untuk meningkatkan kualitas hidup sehingga tidak begini-begini terus. Selain itu, kreativitas dan problem solving skills Anda juga akan makin terasah dengan menantang diri sendiri untuk menemukan atau menciptakan kesempatan kerja lain yang lebih dekat dengan tempat tinggal. Hal ini memang susah jadi Anda perlu melakukannya secara bertahap. 

Siapkan Mental 

Untuk menghindari tren remaja jompo, Anda juga harus berani meninggalkan kebiasaan dan pola pikir bahwa untuk mengais rezeki dan nafkah halal harus ke ibu kota dengan status pekerja. Bisa jadi bakal ada banyak tantangan yang dihadapi misalnya penurunan jumlah pendapatan, fluktuasi penghasilan dan menurunnya kepercayaan diri karena tak bisa sestabil gaji saat Anda bekerja di ibu kota tetapi toh kesehatan fisik dan  mental Anda lebih baik dalam jangka panjang. Kelola juga ekspektasi Anda karena nantinya pasti bakal ada fase penurunan penghasilan meski tak menutup kemungkinan bisa juga penghasilan Anda melebihi gaji bulanan di Jakarta. 

Hal ini perlu disiapkan karena mau tidak mau pekerja manapun bakal menghadapi berakhirnya hubungan kerja dengan berbagai alasan. Ada yang diakhiri secara paksa karena kondisi ekonomi makro yakni PHK massal. Ada yang karena usia yaitu karena sudah masuk usia pensiun. Ada juga karena faktor lain misal makin banyaknya tenaga kerja yang lebih kompetitif dan mau dibayar lebih murah. Intinya, pekerjaan Anda sekarang ini bisa lepas dari genggaman tangan kapan saja dengan cara yang tak terduga-duga. Jadi mari siapkan mental untuk itu. Dengan begitu, Anda akan lebih tenang dan legowo/ ikhlas begitu hal itu menimpa Anda cepat atau lambat. Dan jika Anda sudah ikhlas, tingkat stres saat bekerja pun bisa dikendalikan. Bekerja akan menjadi lebih minim tekanan karena Anda sudah tahu bahwa ada hal-hal yang tidak bisa dihindari dalam hidup. Yang Anda bisa lakukan adalah bersiap dan menghadapinya dengan sebaik mungkin. Begitu pemahaman ini muncul, stres akan menurun dan badan akan lebih segar dan kondisi stres yang terkendali ini lebih baik untuk kesehatan badan sebab stres berkepanjangan adalah pangkal dari banyak penyakit. (*/)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun