Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dampak Berhenti Yoga pada Kekuatan dan Kelenturan Badan

12 September 2024   06:31 Diperbarui: 12 September 2024   06:33 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mulai dari nol ya, pak/ bu" terdengar seperti kata-kata petugas Pertamina di sebuah SPBU. Tetapi sebenarnya juga cocok untuk dikatakan pada murid yoga yang lama sudah tidak hadir di kelas dan baru kelihatan batang hidungnya setelah beberapa lama.

Kejadian semacam ini sebenarnya tidak bisa dihindari. Sebagaimana kita ketahui, manusia modern punya segudang kesibukan. Komitmen terhadap latihan yoga dan olahraga pada umumnya bisa jadi tergeser ke nomor sekian karena banyak alasan.

Tapi butuh berapa lama bagi seseorang yang mulanya rajin bergerak, berolahraga terutama yoga untuk mulai kehilangan massa otot (yang berkaitan dengan kekuatan otot/ muscular strength) dan tingkat kelenturan badannya (baik otot, sendi, dan jaringan fascia-nya) secara signifikan?

Dipengaruhi Banyak Faktor

Terjadinya atrofi atau penurunan massa otot dan hilangnya kelenturan dapat langsung dirasakan begitu seseorang yang semula rajin berlatih kemudian berhenti dengan berbagai alasan.

Kecepatan penurunan massa otot dan kelenturan memang tidak bisa disamakan antara satu individu dengan yang lain. Itu karena ada banyak faktor yang berpengaruh, misalnya umur. Semakin tua, semakin cepat terjadi penurunan massa otot dan berkurangnya kelenturan badan akibat penurunan kinerja organ-organ vital tubuh. Maka dari itu, makin tua seharusnya semakin rajin berolahraga asal disesuaikan dengan kondisi masing-masing.

Faktor lainnya yakni level kebugaran sebelumnya. Itulah kenapa kita harus mulai berolahraga dari usia muda. Saat level kebugaran kita sebelumnya relatif bagus, jika diiringi asupan gizi yang baik, kita bisa pulih dari cedera atau sakit lebih cepat.

Ada juga peran garis keturunan karena harus diakui ada orang dengan gen yang lebih mudah mempertahankan massa otot jika tak berolahraga sekalipun.

Faktor lainnya yang ikut berperan dalam pemeliharaan massa otot ialah pola makan. Jika asupan miskin zat gizi penting seperti protein, jangan harap massa otot dan kekuatan tubuh terpelihara baik.  

Hal lain ialah frekuensi dan intensitas kegiatan fisik harian. Mereka yang gemar rebahan atau pasien yang bed rest di ranjang RS selama berbulan-bulan lamanya bisa dipastikan mengalami penyusutan massa otot lebih cepat dan dahsyat daripada mereka yang setidaknya masih sering mengerjakan pekerjaan rumah tangga, banyak berdiri, cukup sering berjalan kaki meski santai, dan sebagainya. Aktivitas pekerjaan rumah tangga memang tak masuk olahraga tetapi toh masih lebih baik bagi badan daripada tidak bergerak sama sekali.

'Break' Latihan Hancurkan Hasil

Kita bahas dulu penurunan massa otot yang berkaitan dengan kekuatan. Ternyata cuma 2 hingga 3 pekan tidak latihan saja waktu yang dibutuhkan untuk kehilangan massa otot. Jika dibiarkan hingga 3-4 minggu, bisa terjadi hilangnya massa otot secara signifikan. Dan bila seseorang tak berolahraga sampai 2-3 bulan, 50% massa otot mungkin bisa lenyap. Jadi bayangkan massa otot yang hilang jika seseorang sudah tak berolahraga selama bertahun-tahun.

Bagaimana dengan penurunan kelenturan? 

Jika seseorang berhenti melakukan peregangan (stretching) secara rutin, tingkat kelenturannya bahkan bisa menurun lebih cepat daripada kecepatan penurunan massa otot. 

Berkurangnya kelenturan ini bisa dirasakan hanya dalam beberapa hari saja. Jika badan dibiarkan terus tanpa latihan peregangan selama 2-4 minggu, bisa dipastikan tingkat kelenturan itu lenyap sudah dan harus mulai dari nol lagi jika ingin kembali ke level semula.  Alias badan kembali kaku seperti pertama kali latihan dulu. 

Jadi jika Anda mendambakan terpeliharanya hasil latihan yang sestabil mungkin, entah itu misalnya bentuk badan, indikator kesehatan seperti tekanan darah, level kolesterol, dan sebagainya, usahakan terus konsisten latihan. Jangan izinkan badan jeda terlalu lama. Bahkan jika Anda hanya bisa berolahraga di rumah dulu, lakukan saja. Jangan menunggu hingga waktu yang ideal untuk bisa berolahraga bersama instruktur, PT, atau guru yoga Anda. Just do it! (*/)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun