Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menguak Kaitan Erat antara Tren Melajang, Gila Olahraga, dan Adopsi Hewan

10 Juli 2024   07:32 Diperbarui: 10 Juli 2024   17:06 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makin banyak anak muda 30-an yang memilih menekuni olahraga dan memelihara hewan di rumah dengan sejumlah alasan. (Sumber gambar: Freepik)

Tapi apakah itu benar? Saya mencoba menelisik kondisi ekonomi Indonesia selama 10 tahun belakangan. Apakah memang terjadi penurunan ekonomi? 

Pihak pemerintah melalui Kemenkeu sendiri menyangkal itu. Pada tahun 2021, mereka (Kemenkeu- penulis) mengklaim pertumbuhan ekonomi kita selalu ada di atas rata-rata global, sebagaimana dilansir dari laman kompas.com. 

Hal ini ditambahi dengan data PDB per kapita Indonesia sejak 2010 yang menunjukkan tren peningkatan meski sempat anjlok di 2015. Menurut laman ceicdata.com, PDB per kapita RI bertengger di angka 4,783.269 USD di tahun 2022.

Catatan tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan raihan di tahun sebelumnya yaitu 4,350.683 USD untuk 2021.

Jika ekonomi terus tumbuh, mengapa anak-anak muda ini mengatakan mereka makin kesulitan dengan biaya hidup dan menikah? 

Ternyata keluhan itu muncul karena kesenjangan ekonomi kita masih belum banyak berubah jika dibandingkan 20 tahun lalu, demikian menurut data yang dihimpun katadata.co.id. 

Dengan mencermati data World Inequality Report 2022, diketahui bahwa sebanyak kurang lebih 50% penduduk Indonesia hanya memiliki kurang dari 5% kekayaan rumah tangga nasional (total household wealth).

Ironisnya, 10% penduduk lainnya menggenggam sekitar 60% kekayaan rumah tangga nasional sepanjang 2 dekade terakhir. Dan fakta ini sudah tercatat sejak 2001.

Dengan kata lain, harus diakui secara ksatria bahwa ekonomi Indonesia memang tumbuh tetapi masih belum merata dan cuma menguntungkan segelintir orang.

Kondisi ekonomi yang timpang ini juga mendorong keluarga-keluarga baru untuk membatasi jumlah anak yang mereka lahirkan. Saat ini tanpa disarankan oleh BKKBN, pasangan-pasangan muda yang sudah menikah pun memilih untuk memiliki 2 anak saja. Bahkan ada yang 1 anak saja sudah merasa cukup. Yang ekstrim, ada pasangan menikah yang memilih dan sepakat tak memiliki anak selamanya (child-free) secara sengaja sejak awal.

Seorang pesohor media sosial Gita Savitri pernah menjelaskan pilihannya ini dan sempat membuat geger masyarakat kita yang masih memiliki cara pandang konservatif.

Olahraga Sebagai Kunci Awet Muda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun