Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Bagaimana 2024 Menjadi Tahun Kemenangan Politik Sayap Kanan di Dunia

8 Juli 2024   18:02 Diperbarui: 9 Juli 2024   08:46 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski menghindari pemerintahan sayap kanan jauh, hasil ini menempatkan Prancis dalam kebuntuan politik karena tidak ada partai yang meraih mayoritas mutlak, membuat parlemen terkunci. Situasi ini menciptakan ketidakpastian dalam pembentukan pemerintahan dan proses legislasi ke depan di Prancis.

Keenam, pemilu di Jerman. Di sana, muncul hasil yang mengejutkan karena partai-partai pemerintah yang tidak populer meraih hasil buruk, sementara partai sayap kanan Alternative for Germany (AfD) meningkat dukungannya. Partai oposisi konservatif tersebut menjadi kekuatan yang menarik banyak orang sehingga berhasil menjadi kekuatan politik terkuat dengan selisih jauh dari partai lainnya.

Ketujuh, pemilu Italia yang menghasilkan kemenangan besar bagi Meloni. Meski demikian, kelompok pro-Eropa tetap dominan di parlemen. Von der Leyen menawarkan koalisi dengan Sosial Demokrat dan Liberal. 

Kekalahan partai Hijau berpotensi mempengaruhi kebijakan iklim UE. Hasil pemilu ini mencerminkan penguatan sayap kanan di beberapa negara Eropa dan akan mempengaruhi proses legislasi UE ke depan dalam berbagai isu penting.

Kedelapan ialah pemilu Meksiko yang juga memberikan hasil mengejutkan. Mereka telah memilih presiden perempuan pertamanya dalam pemilu terbesar sepanjang sejarah negara itu. 

Hasil awal menunjukkan Claudia Sheinbaum, seorang ilmuwan iklim dan mantan wali kota Mexico City, menang atas Xchitl Glvez dari koalisi oposisi. Sheinbaum, yang akan menjadi pemimpin Yahudi pertama Meksiko, memanfaatkan popularitas sekutu politiknya, Presiden Andrs Manuel Lpez Obrador, dan partai Morena mereka. 

Terakhir ialah pemilu Taiwan Januari lalu yang menghasilkan kemenangan Lai Ching-te dari Partai Demokratik Progresif (DPP) yang terpilih sebagai presiden Taiwan. Ia mengalahkan kandidat dari Kuomintang dan Partai Rakyat Taiwan. Ini menandai kemenangan ketiga berturut-turut DPP dalam pemilu presiden, sebuah pencapaian demokrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, DPP kehilangan mayoritas di legislatif, sehingga tidak ada partai yang memiliki cukup suara untuk memerintah sendiri.

Pemilu-pemilu ini sangat beragam dalam aspek komitmen terhadap demokrasi yang sejati. Dari 76 pemilu tadi, cuma 43 pemilu yang dinilai bebas dan adil menurut standar demokrasi yang layak. Namun, bahkan pemilu yang dipandang paling bebas dan bersih di dunia pun memiliki sejumlah kekurangan, termasuk pemilu di AS yang mencap dirinya sebagai advokatnya demokrasi dunia.

Kebangkitan politik sayap kanan di sejumlah negara di dunia ini bisa jadi menyeret kita kembali ke nilai-nilai yang lekat dan dekat dengan konsep berpikir dan berperilaku konservatif, memegang teguh adat dan tradisi masa lalu, dan cenderung mengutamakan kepentingan bangsa masing-masing sendiri (nasionalis) daripada harmoni dengan bangsa-bangsa lainnya. 

Menguatnya kaum sayap kanan tersebut menunjukkan adanya kerinduan manusia terhadap tatanan masyarakat yang mengedepankan nilai-nilai tradisional, keluarga, dan moralitas. Bisa jadi ini terjadi akibat muaknya banyak orang terhadap cara berpikir dan berperilaku kaum progresif dan liberal yang mengobrak-abrik tatanan yang sudah ada. Kekacauan sosial dan ekonomi pun dikait-kaitkan dengan hal tersebut.

Kaum sayap kanan juga bisa mendapatkan dukungan mayoritas pemilih berkat gagasan mereka yang ingin mengutamakan kepentingan nasional dan identitas budaya setelah sekian lama bersikap terbuka dan menerima kedatangan orang asing/ ekspat dan kaum pekerja imigran. Hal ini juga terjadi di Bali, yang beberapa waktu ini diramaikan dengan pemberitaan turis-turis asing yang mengacau di tempat umum dan tak menghormati masyarakat dan penegak hukum lokal.  Akhirnya, masyarakat lokal Bali yang diwakili Ni Luh Djelantik menyerukan untuk mendeportasi orang-orang asing yang tak menghormati peraturan setempat dan dideportasi allu dicekal selama-lamanya dari Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun