Kenapa ini penting sekali? Agar nantinya atasan Anda tidak memperlakukan Anda seenaknya berdasarkan perasaan suka atau tidak suka. Karena jangan sampai jika Anda berhenti mengiyakan ajakan dan instruksinya, laju karier Anda akan terhambat di sana.
Key Performance Indicators dapat diartikan sebagai metrik yang digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja suatu organisasi, tim, atau individu dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Anda harus tanyakan ini ke HRD/ Personalia atau atasan Anda secara langsung sebelum mulai bekerja agar semuanya jelas dan terang.
KPI ini sebetulnya bisa membantu perusahaan untuk mengukur kemajuan bisnisnya, mengidentifikasi area yang perlu perbaikan, membuat keputusan berdasarkan data, dan menyelaraskan aktivitas bisnis dengan tujuan strategis perusahaan/ organisasi tempat Anda bekerja.
KPI yang baik wajib spesifik (jelas, tidak ambigu), bisa diukur dengan objektif (bukan berdasarkan perasaan/ mood), bisa dicapai (jangan sampai ambisius dan tidak realistis), relevan (berkaitan dengan posisi dan kompetensi pekerja yang bersangkutan), dan ada batasan waktunya (misal bulanan, semesteran, triwulanan, atau tahunan).
Contoh KPI adalah sebagai berikut. Misalnya Anda direkrut sebagai seorang tenaga pemasaran, maka sudah sewajarnya Anda mengerjakan tugas-tugas apapun yang bisa menaikkan jumlah pengunjung website perusahaan, memperbaiki tingkat engagement di media sosial perusahaan, atau  meningkatkan Return on Investment (ROI) kampanye iklan perusahaan Anda.Â
Jangan sampai KPI Anda tercampur dengan KPI dari pegawai divisi atau departemen lainnya. Misalnya Anda tenaga pemasaran tapi juga dibebani target penjualan bulanan, atau diberi tanggung jawab meningkatkan konversi prospek menjadi pelanggan. Hal ini tidak masuk akal karena kedua tanggung jawab tadi adalah milik divisi penjualan (sales).
Belajar Bersikap Tegas dan Profesional
Setelah Anda mencermati dan memahami job description dan KPI Anda sendiri (kalau bisa hapal betul sehingga nanti saat didebat bisa menjawab dengan meyakinkan), sekarang saatnya menguatkan mental agar bisa menolak ajakan atau suruhan atasan yang tidak sesuai dengan job description dan KPI Anda tadi.
Dengan demikian, atasan tahu Anda bukan tipe bawahan yang bisa disuruh seenaknya untuk tugas-tugas yang bukan tanggung jawab Anda.
Misalnya Anda seorang content writer, tentu Anda bisa menolak suruhan bos yang menyuruh Anda mengurusi pengeluaran transportasi kantor, atau membawakan pakaian ganti ke kantor, atau menjemput anaknya di sekolah, atau tugas-tugas yang konyol lainnya yang seharusnya Anda tak perlu lakukan.Â
Di sini jika Anda ditanya mengapa tidak bisa mengerjakannya, Anda bisa dengan tegas mengatakan bahwa Anda harus mengerjakan tugas lain yang menjadi tanggung jawab Anda secara resmi sebagaimana tertera di surat perjanjian kerja. Jika masih dipaksa juga, teruslah tekankan bahwa Anda harus bersikap profesional untuk mencapai KPI yang ditetapkan sebelumnya dengan bekerja semaksimal mungkin di bidang pekerjaan Anda.Â
Poin yang tak kalah penting ialah Anda harus mendokumentasikan semua komunikasi dalam bentuk tertulis misal pesan WhatsApp atau email melalui alamat email resmi pekerjaan. Ini sangat penting karena akan bisa menjadi barang bukti nantinya jika atasan Anda memperkarakan atau mempermasalahkan penolakan Anda itu.Â