Saya melihat Google Maps dan aplikasi itu menaksir kami akan sampai terlambat 10-20 menit dari waktu keberangkatan.Â
Saya sudah mulai berkeringat dingin, baik karena takut terlambat dan bingung mesti bermalam di mana, atau kemalaman naik kereta jadwal berikutnya.
Saat itu, sampai tepat waktu di Stasiun Krenceng bisa kami anggap sebagai sebuah keajaiban. Berulang kali rasanya saya memeriksa Google Maps dan menaksir waktu kedatangan kami di sana tapi berkali-kali juga saya diberi taksiran yang mencemaskan pikiran.Â
Duh gawat kalau telat!
Bayangkan waktu tempuh 48,5 km di pagi harinya cuma butuh waktu 90 menit. Begitu sore, kami butuh lebih dari 2 jam!Â
Dari pukul 5 sore kami ternyata bisa sampai di Stasiun Krenceng pukul 19.11.Â
Tiga menit sebelum waktu keberangkatan kereta yang akan kami tumpangi menuju ke Stasiun Rangkasbitung. Saya langsung tap kartu dan masuk ke peron yang ternyata belum disambangi kereta kami. Fiuh!
Di situlah saya salut dengan kepiawaian Pak Karbut dalam mengebut dengan mobil angkutannya yang berwarna silver itu.Â
Sungguh saya sudah bersiap untuk menginap di emperan stasiun malam itu.Â
Karena itulah, saya sarankan jika Anda ingin ke pantai-pantai di Anyer naik angkutan umum seperti kereta dan angkutan umum, jangan di waktu puncak liburan sekolah seperti sekarang apalagi di akhir pekan pula karena inilah waktu maut rawan kemacetan. (*/)