Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ngeri-Ngeri Sedapnya Naik 'Angkot Terbang' ke Pantai Pandan

2 Juli 2024   17:17 Diperbarui: 3 Juli 2024   15:41 1263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut Pantai Pandan. (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi)

Bagi Anda yang menaiki transportasi umum seperti saya kemarin, Anda bisa naik commuterline dengan naik kereta jurusan Rangkasbitung dari Tanah Abang, Jakarta Pusat. Total waktu perjalanan Tanah Abang hingga ke Rangkasbitung sekitar 2 jam lebih.

Kemudian Anda transit di Stasiun Rangkasbitung dan berpindah ke kereta lokal menuju ke jurusan Merak. 

Nah, di sini Anda mesti pesan tiket jauh-jauh hari sebelumnya agar tidak berdiri sepanjang jalan. Membeli tiket secara langsung di loket punya risiko kehabisan. Sangat rawan jika Anda pulang malam-malam.

Salah satu sudut Pantai Pandan. (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi)
Salah satu sudut Pantai Pandan. (Sumber gambar: Dokumentasi pribadi)

Untuk ke Pantai Pandan, saya menempuh perjalanan 1,5 jam lagi ke Stasiun Krenceng dan barulah saya naik mobil angkutan umum yang bisa mengantar ke Pantai Pandan. Ongkos pergi pulangnya adalah Rp60.000 per orang. Lumayan terjangkau dibandingkan dengan ongkos bensin mobil pribadi.

Seorang pengemudi angkutan umum bernama Pak Karbut yang menjadi rekomendasi seorang teman pelancong menjemput kami dari Stasiun Krenceng pukul 09.15 dan kami menempuh perjalanan dengan lancar meski sedikit tersendat Minggu pagi itu karena ternyata hari Minggu ini masuk ke dalam musim liburan akhir tahun ajaran sehingga tak pelak ada banyak bus yang mengangkut anak-anak sekolah berdarmawisata di kawasan Anyer ini sepanjang hari. 

Kelak inilah yang membuat saya deg-degan sorenya.

Kami melalui jalur alternatif dan menikmati pemandangan sawah dan ladang di sepanjang jalan. 

Di sepanjang perjalanan kami bisa menemukan pabrik-pabrik di Kawasan Industri Cilegon dan permukiman warga lokal serta tempat-tempat wisata bahari yang dikelola secara komersial oleh orang-orang luar Anyer.

Kalau jeli melihat, di kawasan Anyer ini ada banyak papan penanda "Jalur Evakuasi" yang memang ditujukan untuk panduan saat terjadi gempa dan tsunami. 

Anyer memang dikenal sebagai tempat berisiko gempa dan tsunami. Di sini pernah terjadi tsunami pada 22 Desember 2018 silam. Sebanyak 220 jiwa menjadi korban peristiwa tsunami tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun