Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Meneropong Geopolitik Global Lewat BRICS Games 2024

14 Juni 2024   06:56 Diperbarui: 14 Juni 2024   08:21 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun demikian, BRICS tetap menjadi mitra penting bagi Indonesia, terutama dalam hal ekonomi. Dengan total nilai ekonomi yang signifikan dan populasi besar, BRICS menawarkan peluang kerjasama ekonomi yang menguntungkan bagi ASEAN dan negara-negara berkembang lainnya.

Namun, BRICS juga berpotensi menjadi arena pertarungan kekuasaan antar negara besar. Oleh karena itu, Indonesia telah mengambil keputusan bijak dengan tidak terburu-buru bergabung dengan BRICS. 

Perang Dingin Jilid 2?

Semua berawal sejak Rusia dilarang tampil di Olimpiade 2024 yang akan digelar di Paris, Prancis karena skorsing yang dijatuhkan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) akibat invasi militer Rusia ke Ukraina.

Di sini geliat perseteruan Perang Dingin Jilid 2 makin kentara di dunia olahraga setelah IOC menjatuhkan sanksi kepada Rusia segera setelah invasi ke Ukraina pada Februari 2022 dengan melarang atlet dan ofisial Rusia mengikuti kejuaraan olahraga internasional di bawah bendera Rusia.

Awalnya, IOC mengizinkan atlet Rusia untuk bertanding sebagai atlet netral. Namun, pada Maret 2023, IOC memperketat sanksi dengan melarang seluruh kontingan Rusia setelah invasi terus berlanjut. Keputusan ini mencakup larangan total bagi atlet, ofisial, dan perwakilan Rusia untuk hadir di Olimpiade 2024 di Paris dalam kapasitas apa pun. IOC berprinsip bahwa sanksi ini akan tetap berlaku selama situasi kekerasan di Ukraina belum terselesaikan secara menyeluruh.

Keputusan ini menuai kontroversi, namun IOC memandangnya sebagai langkah tegas untuk melindungi integritas olahraga dari pengaruh politik dan konflik bersenjata. 

Namun, apakah benar politik bisa dipisahkan dari olahraga? Meski belum ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa IOC secara khusus pro-Barat atau berpihak pada negara-negara Barat, diakui ada tekanan pada pihak IOC oleh Barat. Sebagai organisasi independen yang berupaya menjaga netralitas dan tidak memihak dalam konflik politik atau militer antar negara, IOC berpendapat bahwa sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia lebih didasari pada prinsip dasar Olimpiade yakni menjunjung perdamaian dan menentang kekerasan serta agresi militer, bukan didasari keberpihakan geo-politik.

Dari catatan sejarah, sebelumnya IOC juga pernah memberi sanksi serupa kepada Afrika Selatan pada masa Apartheid dan Yugoslavia pada Perang Balkan 1990-an yang melibatkan negara-negara non-Barat. Dalam sejarahnya, tuan rumah Olimpiade juga pernah diberikan kepada negara-negara non-Barat seperti Meksiko, Korea Selatan, Brazil, Cina, dan akan diadakan di Indonesia pada 2036.

Kritik atas sikap IOC tidak hanya datang dari Rusia, tapi juga negara-negara seperti India dan Afrika Selatan yang pernah terkena sanksi serupa di masa lalu. Jadi meskipun keputusan IOC terkait Rusia memang searah dengan sikap negara-negara Barat, namun tidak berarti IOC bersikap memihak atau pro-Barat secara khusus. Sanksi tersebut lebih didasari pada prinsip anti-kekerasan dan agresi militer sesuai nilai-nilai Olimpiade.

Paduan Olahraga dan Politik 

Sebanyak 97 negara telah mengonfirmasi kehadiran mereka di Pesta Olahraga BRICS 2024 yang akan berlangsung pada bulan Juni ini. Acara tersebut akan diselenggarakan oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, di wilayah Kazan dari tanggal 12 hingga 24 Juni. Demikian dikutip dari laman dspkazan.com.

Perdana Menteri Rusia, Dmitry Chernyshenko, menyatakan bahwa 97 negara telah memastikan partisipasi mereka. Menurutnya, Pesta Olahraga BRICS 2024 merupakan bagian penting dari pembangunan negara tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun