Saran saya, jika Anda ingin diantar hingga benar-benar dekat rumah, pastikan rute sleeper bus itu memang melewatinya.
Bisa Ibadah Lebih Leluasa
Jika Anda mudik di 10 hari terakhir Ramadan, tentu saja Anda tidak mau melewatkan salat di perjalanan.
Anda masih bisa menunaikan salat di kabin bus atau jika bus berhenti di rest area atau restoran untuk makan, Anda juga bisa salat di mushallanya.
Salat maghrib bisa ditunaikan di atas bus dengan bertayamum dahulu jika memang Anda tidak ingin terlambat atau melakukan jamak.
Hal ini tentu lain dengan pesawat terbang dan kereta api yang lebih tegas soal keberangkatan sehingga kurang fleksibel soal akomodasi untuk urusan ibadah. Sekali Anda telat, tak mungkin bisa masuk. Dan Anda tak bisa minta berhenti cuma untuk salat di tengah perjalanan.
Untuk pesawat terbang, Anda sudah harus stand by di bandara beberapa jam sebelumnya agar bagasi benar-benar beres dan tidak salah terminal keberangkatan sehingga urusan salat rasanya susah benar ditunaikan tepat waktu.
Untuk kereta api, di gerbong Anda tentu tak bisa salat dengan khusyuk karena tidak ada mushalla dan kursi juga kurang privat/ tertutup.
Rawan Kena Macet
Sekarang saya bahas soal kekurangannya. Karena bentuknya masih bus, tentu saja sleeper bus juga mengalami risiko kena macet yang cukup tinggi di musim mudik Lebaran.
Kemacetan yang saya alami sendiri malah terjadi di arus balik saat melewati Cikampek.Â
Selain itu, tidak ada keluhan sama sekali sebab jalur tol Pantura sudah beroperasi dengan baik dan memuaskan.