Meski belum jelas apakah pengguna ingin mengonsumsi konten bentuk panjang di aplikasi, X berharap format baru ini akan menarik lebih banyak penerbit dan kreator untuk membagikan konten langsung di aplikasi, sesuai dengan visi Elon Musk untuk mengubah X menjadi "aplikasi segalanya".Â
Akankah Musk berhasil menjadikan X platform blogging utama di muka bumi (dan Mars juga mungkin nanti?)? Hanya waktu yang buisa menjawabnya.Â
Saya sendiri sebagai penyuka tulisan panjang, rasanya masih enggan untuk membayar sejumlah uang untuk menerbitkan artikel di sana.Â
Mungkin bagi Anda penulis yang memiliki basis fans di Twitter, menulis di X Articles akan efektif untuk membangun personal branding dan menjual karya dan gagasan tetapi untuk penulis yang masih berjuang dari nol, rasanya agak tak masuk akal untuk merogoh kocek sedalam itu demi bisa menerbitkan karya.
Apalagi masih banyak platform blogging gratis yang bisa dimanfaatkan seperti Kompasiana.
Dan menurut saya platform menulis milik asing seperti Medium, Substack dan X masih agak menyulitkan para kreator asal Indonesia untuk memonetisasi karya tulis mereka karena masalah trust alias kepercayaan.
Mereka seolah enggan memfasilitasi penulis di sini untuk mencari duit di platform mereka. Terbukti dengan syarat wajib penulis di Medium yang bisa dibayar haruslah warga negara AS.
Belum lagi kewajiban memiliki akun Paypal atau kartu kredit, yang notabene tak semua orang di Indonesia punya.Â
Saya sendiri belum menetahui apakah sudah ada penulis Indonesia yang bisa mendapatkan pemasukan dari menulis blog di X Articles.
Karena dengan membayar minimal 16 dollar AS tiap bulan, rasanya tragis jika pemasukannya lebih kecil dari iuran bulanannya. Duh! (*/)Â
Disclosure: Tulisan ini dibuat dengan bantuan AI dan disuntung seperlunya agar enak dibaca oleh penulis.