Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Well Being Economy: Saat Pertumbuhan Ekonomi Tak Lagi Jadi Tolok Ukur Kemajuan Bangsa

6 Maret 2024   15:00 Diperbarui: 6 Maret 2024   15:45 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memang bisa sebuah bangsa maju tanpa fokus pada pertumbuhan ekonomi? (Foto: Pexels.com)

Menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebagai indikator kemajuan bangsa sama saja mengakui sistem ekonomi kapitalisme yang sudah terbukti tidak sustainable dalam jangka panjang.

Untuk itu alih-alih menerapkan terus-menerus kapitalisme yang mengharuskan kita menghamba pada para pemilik modal, kita perlu perlahan mengubah orientasi ke sebuah model ekonomi baru yang memberikan harapan akan perubahan.

Well being economy dapat didefinisikan sebagai ekonomi yang dirancang untuk memprioritaskan kesejahteraan manusia dan kelestarian planet bumi. Hal ini berlawanan dari saat ini, karena manusia dan bumi seolah menjadi alat pemuas syahwat para pemilik modal.

Masih menurut Mezz, sudah ada beberapa negara yang mulai mengadopsi well being economy ini. Negara-negara itu adalah Islandia, Selandia Baru, dan Welsh di Britania Raya.

@michael_mezz new economic system alert data shows the correlation between GDP and wellbeing goes away after $20K per capita. soooo what if we made wellbeing the goal of the economy? #wellbeingeconomy #wellbeing #economy #economics #GDP #systemchange #betterfuture #weall  original sound - Michael Mezz

Untuk mendorong penerapan ekonomi baru ini, telah didirikan di tahun 2018 Well Being Economy Alliance, sebuah organisasi yang menjadi wadah kerja sama antara sejumlah organisasi, aliansi, gerakan, dan para individu yang meyakini urgensi transisi ke well being economy.

Di Indonesia, istilah well being economy sendiri masih asing sekali. Ditambah lagi belum ada elemen masyarakat kita yang mendorong urgensi well being economy di Indonesia. 

Bentuk-bentuk upaya penerapan well being economy di beberapa negara bisa dibilang sangat menarik. Sebut saja pemberian status hukum pada dua sungai besar di Selandia Baru dan India. Sebagai konsuekuensinya, ditunjuk sebuah pihak sebagai pelindung hak-hak hukum sungai. Tujuannya adalah untuk melindungi sungai-sungai tersbeut agar tetap lestari dan bersih. 

Sementara itu, di Amsterdam dicanangkan sebuah program untuk menjaga kualitas air di lingkungan perkotaan. Itu karena mutu udara Amsterdam yang lebih buruk dari kota-kota lain di Belanda sehingga angka harapan hidup warganya 1 tahun lebih pendek dari warga kota lain. 

Di sini, kita mulai disadarkan bahwa kemajuan bangsa tak selalu harus soal ekonomi dan mengorbankan kesehatan dan kelestarian planet yang menjadi rumah kita.

Menurut Anda sendiri, apakah well being economy bisa mengubah masa depan bangsa ini menjadi lebih baik? (*/)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun