Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tren Merayakan Hidup yang Biasa Saja di Media Sosial

31 Januari 2024   16:03 Diperbarui: 1 Februari 2024   15:10 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hidup yang biasa saja bisa dirayakan juga kok. (Foto: Pexels.com)

MERAYAKAN hal-hal besar dan luar biasa sudah menjadi tradisi bagi manusia.

Momen-momen besar seperti ulang tahun, pernikahan, dan kematian anggota keluarga atau orang yang dikasihi adalah beberapa yang pantas dirayakan.

Tapi bagaimana jika sedikit-sedikit kita ingin merayakan sesuatu padahal hal itu terkesan biasa saja atau tak seistimewa itu?

Mas-Mas Biasa dan Jelata

Di sebuah kesempatan di tempat kerja saya dulu yang dipenuhi dengan generasi Z, saya sempat menangkap basah seorang kolega yang membaca dengan tekun sebuah artikel kolom di whiteboardjournal.com.

Judul tulisan itu cukup menarik: "Tak Mengapa Menjadi Mas-Mas Biasa". Penulisnya adalah Fajar Shabana Hafiiz. Tulisan ini tayang 27 Mei 2021.

Gagasan utama artikel itu sederhana sebetulnya. Fajar ingin anak-anak muda Gen Z yang dibebani segala ekspektasi dari orang tua dan masyarakat untuk memaklumi situasi jika mereka belum bisa menjadi luar biasa sebagaimana harapan orang lain.

Fajar menuliskan:

"Jangan malu hanya menjadi mas-mas biasa, kamu hanya memakai motor supra dan  memiliki mobil ketinggalan zaman yang kamu beli dari hasil tabungan jaga shift malam."

Intinya ia mengajak kita untuk tidak malu jika kehidupan kita saat ini terkesan biasa saja.

Kita tak perlu malu bahkan justru harus bangga melakoni kehidupan yang biasa saja sebagaimana dijalani begitu banyak orang karena di balik kehidupan yang terkesan biasa saja itu juga sebetulnya ada banyak makna di baliknya bagi kita yang mau bersyukur dan berpikir.

Dan rupanya tulisannya ini bisa membuat pembaca muda Gen Z yang sudah lelah dengan beban berat di pundak mereka merasa dirangkul dan diterima.

Gen Stroberi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun