Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tren Gen Z "Skipping College": Ogah Kuliah Karena Tak Jamin Hidup Lebih Mudah

17 Januari 2024   08:22 Diperbarui: 17 Januari 2024   20:30 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makin banyak anak muda Gen Z mempertanyakan manfaat kuliah. (Foto: Pexels.com)

Masalahnya, di kampus-kampus kita, belum ada yang bisa menampung minat para anak muda ini dalam sebuah jurusan khusus dan membuat mereka bisa nyaman belajar dalam sebuah kurikulum yang cocok untuk menjawab kebutuhan industri konten atau kebutuhan penikmat YouTube.

Di sinilah, perguruan tinggi gagal dalam menjawab kebutuhan pendidikan anak-anak muda Gen Z yang tumbuh dalam dunia yang begitu pesat perkembangannya.

Kenapa? Karena perguruan tinggi adalah sebuah institusi 'purba' yang cenderung statis. Ia mirip mammoth, alias gajah purba, yang ukuran badannya begitu besar sehingga ia susah untuk berlari mengejar perubahan. Kurang lincah dan progresif.

Belum lagi perguruan tinggi sekarang dikendalikan oleh para Baby Boomers yang rata-rata masih berpola pikir konservatif dan kerjanya lamban serta susah diajak berubah. Makin komplekslah masalahnya.

Alasan Kelima: Ingin Hidup Minim Kompetisi (Slow Living)

Dengan meningkatnya persaingan kerja di dunia sekarang ini dan ditambah dengan konsep kapitalisme, materialisme dan hedonisme yang marak, sebagian anak muda merasa muak.

Mereka menolak untuk masuk ke dalam sistem yang membuat mereka cuma menjadi budak-budak penggerak roda perekonomian dan dipaksa menjalani pekerjaan yang membuat jiwa dan batin 'kering', nelangsa dan tersiksa.

Mereka ini merasa hidup tak perlu harus dijalani dengan ambisi atau rencana muluk-muluk. Menjalaninya hari demi hari dengan pelan tanpa harus 'ngoyo', ngotot mencapai target, juga menjadi sebuah kehidupan yang membahagiakan, membuat jiwa penuh dan pikiran tenang.

Mereka merasa tidak tergiur lagi dengan glamornya kehidupan teman-teman mereka yang pamer di media sosial karena sudah meraih prestasi ini itu, pergi ke negara-negara luar, tapi ternyata itu semua karena privilege dari orang tua atau lingkungan misalnya kekayaan dan nama orang tua.

Dengan kata lain, sebagian Gen Z ini sudah menerima sepenuhnya kenyataan bahwa mereka akan menjalani hidup yang biasa-biasa saja dan itu bukan masalah besar. Karena masalah besarnya ada pada orang tua mereka atau masyarakat sekitar yang menuntut mereka untuk bisa meraih berbagai hal tersebut (misal sukses dan sudah menikah serta memiliki pekerjaan PNS dengan gaji stabil di usia 20-an).

Jika Anda sendiri Gen Z, apakah Anda juga setuju dengan alasan-alasan di atas? Atau Anda sendiri Gen Z yang tak mau kuliah dan langsung kerja tapi tidak didorong oleh alasan-alasan tersebut? Mari diskusi di kolom komentar. (*/)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun