Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bagaimana PHK Massal Bisa Memicu Naiknya Kasus Bunuh Diri

19 Desember 2023   20:58 Diperbarui: 19 Desember 2023   21:44 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Remaja perempuan menjadi kelompok yang rentan terkena dampak negatif PHK massal yang terjadi dalam masyarakat. (Foto: Wikimedia Commons)

KASUS bunuh diri di Indonesia makin meningkat. Dikutip dari IDNTimes, jumlah kasus bunuh diri yang tercatat mencapai 826 sepanjang tahun 2022. Jika dibandingkan dengan data tahun 2020 (sumber: inasp.id), angkanya naik.

Di saat bersamaan juga terjadi PHK massal di berbagai industri (sumber: CNBC Indonesia). Tercatat di tahun 2020, angka PHK memang melejit ke angka 386.877. Di tahun 2021, angka itu menurun menjadi 127.085.  Ini berdasarkan catatan Kemenaker dan cuma memasukkan para pekerja tetap. Angkanya bisa jauh lebih tinggi jika memasukkan juga jumlah pekerja kontrak yang dihentikan kontrak kerjanya.

Dan tak cuma para pekerja kerah biru di pabrik-pabrik yang kena PHK, tetapi juga pekerja kerah putih di industri teknologi yang selama ini dikenal memiliki rata-rata gaji yang spektakuler untuk ukuran kaum pekerja (sumber: Kompas.com).

Kaitan PHK Massal dan Kenaikan Jumlah Kasus Bunuh Diri

Kasus PHK massal yang melanda negara ini dan kasus bunuh diri yang makin banyak terjadi di sekitar kita ternyata memang ada hubungan eratnya.

Dilansir dari laman sciencedaily, sebuah studi ilmiah yang dilakukan peneliti bernama Anna Gassman-Pines yang menyorot kasus bunuh diri remaja dan PHK massal menemukan bahwa ketika 1 persen dari populasi pekerja suatu negara kehilangan pekerjaan, perilaku terkait bunuh diri meningkat sebesar 2 hingga 3 persen di antara remaja perempuan dan remaja kulit hitam pada tahun berikutnya.

Pada remaja perempuan, pikiran untuk bunuh diri dan rencana bunuh diri meningkat. Pada remaja kulit hitam, pikiran untuk bunuh diri, rencana bunuh diri, dan percobaan bunuh diri semuanya meningkat.

Dengan kata lain, PHK massal meningkatkan dorongan mengakhiri hidup pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung secara finansial dan sosial seperti mereka yang mengalami masalah keuangan, hidup di bawah garis kemiskinan, dan mengalami stigmatisasi negatif di tengah masyarakat.

Lebih Peduli Kelompok Underprivileged

Harus diakui bahwa kehilangan pekerjaan dapat menjadi kejutan yang tidak terduga bagi siapa saja, kata peneliti. Bahkan bagi mereka yang kena PHK massal secara langsung, trauma psikologisnya akan bertahan sampai 10 tahun (sumber: sciencedaily). Korban PHK lebih sulit mempercayai orang lain setelah itu.


Lebih lanjut dikatakan bahwa bunuh diri meningkat di kalangan orang dewasa ketika sebuah komunitas mengalami pemutusan hubungan kerja secara luas sebagaimana yang sedang masyarakat Indonesia alami. 

Studi ini membuktikan bahwa kelompok remaja juga terpengaruh secara signifikan meski mereka bukan kaum pekerja yang secara langsung terkena PHK massal.

Penelitian ini dilakukan secara daring pada 14 Agustus dalam American Journal of Public Health. Data yang digunakan didapat dari survei skala nasional yang melibatkan 403.457 remaja Amerika Serikat dari tahun 1997 hingga 2009.

Bagi remaja perempuan, kesulitan ekonomi tampaknya semakin memperburuk kondisi mereka.

Secara keseluruhan, remaja perempuan memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk melakukan perencanaan bunuh diri daripada remaja laki-laki, ungkap peneliti.

Tingkat percobaan bunuh diri lebih tinggi di antara remaja dari kelompok underprivileged dari segi ekonomi dan sosial (kulit hitam) dibandingkan dengan remaja putih yang lebih diuntungkan dari banyak aspek.

Penelitian ini juga menambah bukti bahwa penutupan pabrik, pemutusan hubungan kerja massal, dan guncangan ekonomi lainnya memiliki efek negatif yang luas pada sebuah masyarakat. Konsekuensinya bahkan melebihi para individu yang secara langsung kehilangan pekerjaan. 

Jadi sudah sewajarnya pemerintah tidak hanya memikirkan masalah ekonomi tetapi juga meningkatkan upaya nyata dalam memelihara kesehatan mental dan jiwa agar semua orang yang terdampak baik langsung dan tidak langsung oleh PHK massal di masyarakat kita bisa dibantu untuk melewati masa-masa sulit dalam kehidupan mereka. (*/)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun