Makanan bukanlah pelampiasan stres atau frustrasi sehingga Anda bisa makan apapun saat mood buruk. Alih-alih demikian, pandanglah makanan sebagai sebuah obat atau metode terapi bagi tubuh. Saat Anda memandang makanan sebagai obat bagi badan, Anda akan memilih makanan yang lebih sehat daripada makanan yang tak membawa faedah bagi badan. Anda lebih memikirkan manfaat kesehatan sebuah jenis makanan daripada rasanya di ujung lidah ini. Cara pandang ini juga sangat penting untuk ditanamkan ke anak cucu Anda karena itu akan membuat mereka bisa hidup dengan lebih bijak dan sehat.Â
Pilihlah makanan dengan indeks glikemik yang lebih rendah dari yang Anda biasa makan. Misalnya daripada makan nasi putih, coba nasi merah atau nasi hitam yang indeks glikemiknya lebih rendah dan bersahabat bagi badan. Setop membandingkan badan Anda dengan badan anak kecil atau anak muda yang normal dan masih bisa makan nasi putih banyak-banyak tanpa kena lonjakan gula darah.
Jenis asupan juga penting untuk dipertimbangkan. Daripada mengkonsumsi banyak roti buatan pabrik, cobalah kembali ke jenis makanan tradisional masa lalu seperti beras basmati (Indeks Glikemik: 43-60), beras merah (IG: 50), beras hitam. Makanan lain yang dianggap lebih baik dan sehat bagi penderita diabetes ialah rye, barley dan oat yang memang biasanya dicap makanan tak enak di lidah orang Indonesia. Â Dan makanan seperti ini cuma buat orang yang diet atau sakit padahal orang sehat juga bisa mengonsumsi. Jangan menunggu sakit dulu! Â
Mengubah jenis makanan penting karena dari penelitian, diabetes dipengaruhi oleh mikrobioma dalam saluran cerna. Saat ada jenis-jenis bakteri usus yang hilang karena sudah tak pernah diberi asupan yang sesuai, diabetes akan muncul, demikian sederhananya. Mengonsumsi makanan-makanan 'masa lalu' yang lebih alami justru akan menyehatkan dan kembali menyuburkan bakteri-bakteri baik dalam usus yang bisa mengatasi resistensi insulin yang terjadi pada penderita diabetes.
Dan tentu jumlah atau takarannya tak bisa sembarangan. Meski lebih sehat, Anda tak bisa makan beras-beras ini melebihi porsi normal. (*/ Twitter: @akhliswrites)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H