Sebanyak 490.000 kematian akibat penyakit kardiovaskuler bisa dicegah dengan menurunkan kandungan gula dalam makanan dan minuman kemasan juga.Â
Contoh penyakit kardiovaskuler ini ialah stroke, serangan jantung, dan sejenisnya. Ini memang jenis penyakit yang makin banyak kita temui di masyarakat Indonesia.
Tak usah jauh-jauh, kita pasti punya saudara atau tetangga yang sedang berjuang menghadapi penyakit-penyakit ini. Saya sendiri memiliki seorang nenek yang menderita stroke dan kini telah meninggal dunia. Jadi ancaman ini bukan isapan jempol.Â
Anda, saya, atau siapa saja bisa kena dampak kesehatan makanan dan minuman tinggi gula ini jika tidak meningkatkan kewaspadaaan terhadap konsumsi makanan dan minuman kemasan.
Untuk anak-anak muda usia 20-an yang masih merasa bebas mengonsumsi apa saja saat ini, jangan lalai. Anda juga bisa kena dampak negatif konsumsi mamin berkandungan gula tinggi ini.Â
Anda bisa secara diam-diam tanpa diketahui menderita prediabetes (kondisi saat gula darah lebih tinggi dari seharusnya). Dan jika produsen memangkas kandungan gula dalam produk mereka, jumlah kasus prediabetes bisa dipangkas sebanyak 750.000 kasus. Ini jumlah yang sangat tak sedikit.Â
Bayangkan berapa banyak angkatan produktif kita yang bisa diselamatkan dari diabetes? Ini tentu menyelamatkan bangsa kita dari beban ekonomi akibat penyakit-penyakit degeneratif yang seharusnya bisa dihindari.
DESAK PEMERINTAH
Dari hasil penelitian tadi, rasanya tidak berlebihan jika kita harus mendesak pemerintah kita agar bisa mengeluarkan regulasi yang berpihak pada kesehatan rakyatnya dalam jangka panjang. Karena desakan konsumen sekuat apapun akan kurang efektif bila tidak dibarengi dengan aturan yang jelas dan tegas dari pemerintah.
Hanya pemerintahlah yang bisa menekan para produsen mamin kemasan yang biasanya kandungan gulanya tinggi ini supaya memangkas kandungan gula tadi demi kesehatan konsumen mereka.Â
Menurut peneliti, pemberlakukan aturan pemangkasan kandungan gula itu lebih efektif daripada pajak gula, penempelan label kandungan gula tambahan, atau pelarangan mamin berkandungan gula tinggi di kantin-kantin sekolah.
TANGGUNG JAWAB MORAL BERSAMA
Konsumsi gula berlebihan dalam mamin kemasan jelas berkaitan erat  kegemukan dan penyakit-penyakit diabetes melitus dan kardiovaskuler, demikian ungkap peneliti. Di AS saja, diabetes sudah menjadi penyebab kematian nomor wahid. Dan menurut saya dengan adopsi pola makan kebarat-baratan dan gaya hidup yang makin sedentari seperti sekarang, masyarakat Indonesia juga perlahan menuju ke sana.