Uniknya, ilmuwan juga menemukan adanya kelompok yang rentan Zoom Fatigue ini. Mereka adalah pekerja baru, pekerja junior dan karyawan perempuan. Ini masuk akal karena para pekerja perempuan yang mengasuh anak di rumah juga dituntut harus profesional dengan meminimalkan 'gangguan' dari anak-anak mereka saat mereka harus bekerja.Â
Ada semacam tuntutan halus bahwa saat seorang pekerja menampilkan dirinya di layar, mereka harus sempurna, kondisi rumah harus rapi, sepi dan kondusif. Teriakan anak atau tangisan bayi adalah sebuah cacat yang memalukan. Di sinilah penghakiman semacam itu membebani orang.
Karenanya, ada baiknya kita tidak memberikan ekspektasi yang memberatkan rekan-rekan kerja atau karyawan yang memang memiliki anak-anak yang harus diasuh di rumah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H