Sebanyak 2,1 miliar warga dunia menderita kegemukan. Angka itu hampir setara dengan sepertiga dari populasi dunia saat ini. Biaya kerugian akibat wabah obesitas ini juga tidak sedikit.
Tak kurang dari 2 triliun dollar AS harus dihabiskan setiap tahunnya dalam bidang perawatan kesehatan, produktivitas yang menurun dan pengeluaran untuk memperbaiki dampak negatif kegemukan, demikian ungkap sebuah penelitian terbaru.
Kegemukan saat ini menjadi beban ekonomi ketiga terbesar bagi warga dunia. Beban pertama ialah perang dan kedua ialah rokok, klaim sebuah laporan yang disusun oleh McKinsey Global Institute, bagian riset dari kelompok konsultan McKinsey.
Masalah kesehatan satu ini menghabiskan 2,8% dari GDP total dunia, kira-kira setara dengan GDP total Rusia. Kegemukan juga menyebabkan AS menanggung biaya 663 miliar dollar setahun dan Inggris 70 miliar dollar AS, menurut laporan itu.
Jumlah orang yang kelebihan berat badan dan menderita obesitas makin menanjak dengan drastis tahun lalu, naik kira-kira 2,5 kali lipat, demikian simpulan sebuah studi yang dirilis sebelumnya.
Kecuali tren ini dapat dikendalikan, separuh warga dunia akan berpeluang menderita kegemukan hingga tahun 2030.
"Kegemukan kini menjadi masalah dunia, dan mengharuskan adanya strategi intervensi yang komprehensif dalam skala luas,"kata Richard Dobbs, pimpinan studi di penelitian McKinsey. "Intervensi apapun yang dilakukan secara terpisah akan hanya memberikan dampak yang kecil."
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan ada 2,8 juta kasus kematian yang terkait dengan kegemukan. Masalah kegemukan juga berkaitan erat dengan kencing manis tipe 2, kanker dan penyakit jantung.Â
Di masa pandemi COVID-19 sekarang, kegemukan yang sudah mewabah makin merajalela karena banyak orang terpasung di dalam rumah mereka. Mereka juga menjadi lebih sedikit bergerak, terjebak dalam lingkaran setan emotional eating alias makan sebagai pelampiasan emosi/ stres dan kecenderungan 'mager' (malas gerak).
Lalu bagaimana dengan Yoga?
Mereka yang berusia paruh baya dan berlatih Yoga memang masih mengalami kenaikan berat badan tapi kenaikannya lebih rendah selama 10 tahun dibandingkan dengan mereka yang tidak beryoga, ungkap sebuah studi. Hal ini bisa terjadi tanpa memperhitungkan kegiatan fisik dan pola diet.Â
Apa yang membuat Yoga memungkinkan kita lebih langsing?
Yoga membuat kesadaran (mindfulness) kita lebih baik. Di sini, kesadaran dalam melakukan kegiatan apapun termasuk makan sangat berpengaruh. Tak heran, berat badan relatif terkendali pada mereka yang beryoga rutin, demikian ungkap peneliti di Cancer Prevention Program, the Public Health Sciences Division, Hutchinson Center.
Para peneliti menemukan bahwa mereka yang makan dengan kesadaran penuh (yakni tahu benar kenapa mereka makan dan berhenti makan sebelum kekenyangan) memiliki berat badan lebih rendah daripada yang makan sembarangan padahal tidak merasa lapar atau makan untuk menutupi keresahan dan depresi.Â
Yang unik, peneliti menemukan adanya kaitan erat antara latihan Yoga dan cara makan yang berkesadaran (mindful eating) tetapi tidak menemukan adanya kaitan antara terkendalinya berat badan dan jenis aktivitas fisik lain seperti jalan kaki dan lari.
Nah, siapa tertarik mencoba latihan Yoga?Â
Untuk mulai berlatih Yoga, Anda bisa menggunakan alas apapun yang rata, kesat/ tidak licin, dan tidak terlalu keras namun juga tidak seempuk kasur. Anda bisa berburu mat yoga murah di toko-toko daring atau situs e-commerce dan cukup merogoh kocek tak lebih dari 200 ribu untuk bisa memboyongnya pulang dalam sebuah paket ke rumah Anda.
Bagaimana dengan jasa pelatih? Anda bisa memulai melakukan pose-pose latihan sederhana/ basic dengan menonton YouTube. Jangan terjebak melakukan gerakan-gerakan yang menantang dan berbahaya. Anda harus bersabar dan tahu kemampuan diri sebelum mencoba sebuah asana atau pose yoga.
Ingin latihan dengan instruktur di Indonesia tapi mau coba gratis? Bisa pantau akun-akun Instagram yang kerap menampilkan latihan langsung (live workout) sehingga Anda bisa bersemangat. Contohnya ialah akun Instagram Komunitas Yoga Gembira (@yoga_gembira). Â (*/)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI