Dan sebaliknya, banyak kesuksesan yang sebenarnya berasal dari kemampuan seseorang mengelola emosi dan mood sehingga orang lain merasa nyaman bekerja bersamanya.
Maka dari itu, meski terlihat remeh, mood juga harus dijaga selama kita bekerja dan juga saat setelahnya.
Efek buruk makanan sampah
Satu hal yang sangat membedakan Niko dan Jimmy ialah asupan harian mereka. Niko memilih makanan yang sehat sementara Jimmy lebih memilih memanjakan lidahnya dengan makanan yang tidak sehat meski lezat.
Nah, bahayanya adalah saat ini budaya kuliner yang kurang sehat begitu mewabah. Makanan yang kurang sehat saat ini banyak dijumpai dan harganya terjangkau. Makanan sampah (junk food) juga lebih popular dan rasanya lebih menggoyang lidah.
Namun, hati-hati dengan efek buruk makanan sampah ini. Karena menurut sebuah penelitian tahun 2012 yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Public Health Nutrition, mengonsumsi makanan sampah yang kurang sehat ini memicu gejala depresi!
Bagaimana bisa?
Mereka yang makan junk food lebih  banyak biasanya adalah mereka yang malas berolahraga dan cenderung memiliki pola makan dan pilihan asupan yang tidak sehat.
Nah, bedanya apa asupan yang sehat dan tidak? Ilmuwan di sini mengatakan asupan sehat ialah buah dan sayur segar, kacang-kacangan, ikan segar, serta minyak zaitun.
Agar mood terjaga
Mengingat depresi sudah meluas di dunia (sebanyak 121 juta manusia sudah terdiagnosis hidup dengan depresi), sangat penting kita bisa mencegahnya sejak dini agar kesehatan fisik dan mental kita terjaga.
Caranya yang paling mudah ialah menjaga makanan kita. Ilmuwan menyatakan jika kita makan dengan sehat dan seimbang, risiko menderita depresi dan mood yang kurang terpelihara dengan baik juga menurun.
Lalu seperti apa makanan yang bisa mencegah depresi dan memperbaiki mood jika kita sedang kurang bersemangat?