Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Satu Alasan Lagi untuk Menikmati Kopi

16 Mei 2019   08:49 Diperbarui: 16 Mei 2019   18:28 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsumsi memang populer di kalangan pekerja kreatif, termasuk penulis dan jurnalis. Gabungan konsumsi kafein dan tembakau konon membuat pekerjaan mereka terselesaikan dengan lebih mudah. Keduanya semacam doping wajib saat lembur mengejar tenggat waktu.

Membahas minuman kafein bernama kopi, saya tidak begitu antipati dibandingkan dengan tembakau. Tapi entahlah, meski saya sejak kecil sudah tidak asing dengan minuman satu ini, kopi bukanlah minuman harian yang saya nikmati. Teh pun hanya sesekali. Kebanyakan saya minum air putih dengan alasan kesehatan.

Kopi memberikan sensasi after taste yang agak kurang nyaman di mulut saya. Mulut menjadi terasa berbau dan kering sehingga saya hanya minum kopi dalam kesempatan sosial yang langka. Ya, saya bisa dikatakan sebagai social coffee drinker.

Itulah kenapa kalau saya mampir ke kedai kopi waralaba Amerika yang digandrungi banyak orang itu, saya pesan teh camomile yang membuat teman-teman saya mengernyitkan dahi. "Kurang macho," begitu gumam mereka mungkin. Ada yang berceletuk selera minuman saya mirip nenek-nenek. Saya maklum.

Namun, ada alasan kuat kenapa saya agak menghindari kopi apapun. Menikmati minuman hitam pekat ini sering memberikan efek dag dig dug untuk jantung saya. 

Saya jadi lebih fokus dan bersemangat tetapi juga resah dan tak bisa tenang. Apalagi jika kopinya hitam dan kental tanpa gula (yang memang idealnya demikian jika mau menikmati kopi, yakni tanpa gula dan krimer).

Cuma ada satu temuan yang membuat saya mungkin berubah pikiran. Dinyatakan bahwa kopi memiliki satu manfaat kesehatan yang tidak bisa diabaikan.

Dari publikasi hasil studi yang dipublikasikan di "The New England Journal of Medicine " tahun 2012, dikatakan ada khasiat kesehatan yang bisa dinikmati dari kebiasaan minum kopi. Manfaatnya ialah membantu kita lebih panjang umur!

Bagaimana bisa? Mungkin Anda tak percaya

Di dalam cairan seduhan biji kopi yang telah dipanggang itu, kita bisa menemukan sejumlah senyawa alami yang memberikan manfaat kesehatan (jika dikonsumsi secara moderat tentunya).

Dalam studi ilmiah di atas, ditemukan bahwa para subjek penelitian yang berusia dewasa menuju senja memiliki tingkat risiko kematian akibat diabetes, penyakit jantung, pernapasan dan komplikasi medis lainnya. Manfaat ini ditemukan dengan membandingkan subjek-subjek peminun kopi dan subjek-subjek yang tidak minum kopi sama sekali seperti saya.

Berapa kuantitas yang diperlukan agar kita bisa lebih panjang umur dengan kopi? Ilmuwan menjawab dua cangkir per hari. Ini karena mereka yang minum kopi sebanyak dua cangkir atau lebih sehari memiliki risiko kematian lebih rendah 10% (untuk kaum Adam) dan 15% (untuk kaum Hawa). 

Kenapa ini bisa terjadi?

Ilmuwan masih belum dapat menjelaskan lebih rinci mengapa ini bisa terjadi. Namun, sejauh ini diketahui bahwa biji kopi memiliki kandungan asam klorogenik yang berfungsi sebagai antioksidan ampuh bagi tubuh. Asam ini juga membantu mengubah gen-gen kita meningkatkan kepekaan terhadap hormon insulin sehingga bisa dikatakan kopi juga membantu kita mengurangi risiko terjangkit penyakit diabetes tipe dua yang mewabah di seluruh dunia akibat gaya hidup yang kurang sehat.

Hanya saja, tidak semua jenis kopi bisa disamakan. Kopi yang disaring diklaim ilmuwan dapat memberikan faedah kesehatan dibandingkan kopi yang tak disaring dan ditekan (pressed), yang dianggap meningkatkan level kolesterol dalam tubuh karena senyawa cafestol ikut masuk ke tubuh.(*/)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun