Sering makan ayam dan ikan yang digoreng? Hidangan ini lazim dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia bukan cuma setiap saat. Frekuensinya sudah tidak terhitung lagi. Bisa setiap makan, 3 kali sehari, lauk yang dimakan berupa daging ayam atau ikan.
Sebetulnya yang menjadi masalah bukanlah daging ayam atau ikan tersebut, tetapi cara pengolahannya. Apakah terlalu sering kita mengonsumsi ayam atau ikan dengan cara digoreng?
Dampak buruk terlalu sering mengonsumsi makanan yang digoreng ternyata tidak cuma pada berat badan. Menurut studi ilmiah yang dilaksanakan The BMJ, kebiasaan mengonsumsi makanan digoreng berkaitan dengan risiko lebih tinggi mengalami kematian akibat gangguan kesehatan pada jantung, terutama pada para perempuan yang sudah memasuki masa menopause.
 Melalui studi ini, diketahui bahwa konsumsi tinggi makanan seperti ayam goreng dan ikan atau kerang goreng memiliki dampak negatif bagi kesehatan karena risiko kematian akibat serangan jantung juga turut naik. Mereka yang patut waspada terutama adalah para wanita yang berusia 50 sampai 65 tahun.
Untuk menekan risiko kematian akibat gangguan kardiovaskuler, membatasi konsumsi ayam dan ikan goreng serta makanan lain yang digoreng sangatlah dianjurkan.
Tidak cuma sakit jantung, mereka yang gemar mengonsumsi makanan yang diolah dengan cara digoreng juga berisiko untuk menderita diabetes tipe 2, yang sudah menjadi 'wabah dunia'.
Sebelumnya, perdebatan masih berkecamuk untuk memastikan apakah benar makanan yang digoreng berdampak buruk bagi kesehatan. Dengan dilakukannya studi ini, dipastikan memang ada kaitan antara konsumsi tinggi makanan yang digoreng dengan risiko seseorang mengidap sakit jantung dan diabetes tipe 2, yang makin meluas beberapa dekade belakangan ini.Â
Dengan jumlah subjek penelitian yang sampai 106 ribu orang wanita  lebih dengan rentang usia 50-79 tahun, penelitian ini lebih meyakinkan kita untuk lebih berhati-hati dengan konsumsi makanan gorengan.
Pertanyaannya sekarang: seberapa banyak atau sering konsumsi makanan yang digoreng dalam sehari yang masih tergolong aman? Ilmuwan menyatakan mereka yang memakan satu sajian atau bahkan lebih dalam sehari memiliki risiko lebih tinggi 8% untuk mengalami gangguan kesehatan di atas jika dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi makanan yang digoreng sama sekali.
Yang menarik dalam temuan studi ini ialah bahwa kebiasaan makan makanan yang digoreng ini tidak terbukti secara ilmiah mengakibatkan kanker.
Tidak cuma ayam dan ikan goreng, kentang goreng pun juga terbukti secara ilmiah meningkatkan risiko kematian dini jika dikonsumsi terlalu sering. Dua atau tiga porsi sajian kentang goreng (french fries) setiap minggu sudah bisa menaikkan risiko kematian dini hingga dua kali lipat (sumber: MedicalNewsToday.com)
Temuan ini juga selaras dengan apa yang dikemukakan dalam laman MedicalNews.Today.com, bahwa  sebenarnya ikan adalah makanan sehat dan dengan kandungan lemak omega 3 yang tinggi, konsumsi rutin ikan bisa menurunkan risiko kematian.Â
Hanya saja masalahnya begitu ikan itu digoreng, manfaat kesehatan tadi sirna. Ikan goreng justru mempertinggi risiko kematian akibat sakit jantung, pernafasan dan risiko kematian secara umum.Â
Bisa dipahami bahwa menggoreng membuat ikan menjadi makanan yang kurang sehat karena mengubah asam lemak di dalamnya menjadi lemak trans dan meningkatkan kandungan energi, yang kurang menguntungkan secara kesehatan bagi manusia terutama bagi mereka yang berusia paruh baya dan berjenis kelamin wanita.Â
Berita baiknya ini kebiasaan mengonsumsi makanan gorengan bisa diubah. Tentunya dengan niat untuk hidup lebih sehat dan panjang. (*/)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H