Yang mana yang paling murah dan mudah dibuat? Tentu saja yang pertama. Yang termahal dan tersulit disusun ialah yang ketiga. Jadi, jika Anda ingin menjadi penulis kaya, jangan cuma puas jika sudah bisa menghasilkan uang dari konten jenis kedua. Tingkatkan terus kompetensi diri dengan senantiasa berlatih menulis dan memperkuat jaringan dan memperkaya wawasan.
- Cara kedua: Utamakan kualitas
Daripada bisa menghasilkan 100 artikel sehari dengan pemasukan, katakanlah, Rp100.000, mengapa kita tidak meningkatkan kualitas tulisan kita sehingga bisa menulis cuma 2-3 artikel dengan pemasukan yang sama atau bahkan lebih tinggi? Dengan demikian kita akan bekerja lebih efisien dan hasilnya lebih banyak. Ini yang dinamakan produktivitas, tidak sekadar sibuk tanpa ada hasil yang signifikan tetapi tetap lelah di pengujung hari.
- Cara ketiga: Menulislah untuk pasar yang 'basah'
Jika Anda ingin agar bisa menghasilkan uang lebih banyak dari menulis, berhentilah menulis untuk situs-situs yang target pembacanya berdaya beli rendah atau hanya sanggup membayar Anda sangat murah. Ini bukan soal terkenal tidaknya sebuah media atau peringkat Alexa-nya atau Google Page Rank-nya. Bisa saja sebuah media terkesan terkenal tetapi tak banyak pembacanya yang siap merogoh dompet saat Anda menawarkan produk untuk dicoba.
- Cara keempat: Menulislah dalam bahasa Inggris
Kemampuan menulis dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris, sangat dihargai mengingat internet didominasi oleh bahasa internasional satu ini. Bila Anda memiliki tingkat penguasaan bahasa Inggris yang di atas rata-rata, logikanya menulis artikel web dalam bahasa Inggris akan terasa lebih mudah.Â
Kalau memiliki penguasaan tata bahasa dan kosakata yang relatif kaya serta gaya menulis yang unik, Anda bisa dipastikan bisa mendapatkan pekerjaan menulis konten yang lebih menggiurkan daripada menulis konten dengan bahasa Indonesia. Dan resep saya, agar bisa menulis dalam bahasa Inggris dengan baik, perbanyak membaca konten dalam bahasa itu.
- Cara keempat: 'Kelenturan' intelektual
Yang saya maksud dengan istilah 'kelenturan' intelektual di sini ialah kesanggupan untuk memahami dan menulis soal banyak isu dalam waktu bersamaan. Ini akan menjadi tantangan tersendiri jika Anda bukan orang yang mengikuti semua berita terkini (apalagi jika berita-berita yang beredar bernada negatif, depresif) dan bisa menyesuaikan pemikiran dengan cepat terhadap berbagai arus pemikiran. Namun, sekali lagi, ini soal kemauan dan kerelaan Anda. Jika Anda mau dan bertekad keras, Anda pasti bisa. Cuma itu kuncinya.
Internet adalah sebuah peluang baru bagi kita para penulis. Tidak ada yang lebih haus konten daripada para pengguna internet di abad digital ini. Mereka selalu ingin disuapi konten, baik yang sifatnya informatif (berita) dan menghibur (cerita fiksi dan nonfiksi). Dan kita haruslah memanfaatkannya. Ada penulis-penulis dari era cetak yang tidak bisa mengikuti perubahan ini, dan harus tersingkir. Ada yang bisa menyesuaikan diri dan masih bisa bertahan walaupun era kejayaan media cetak sudah hampir berakhir.
Cara lain yang bisa Anda gunakan untuk menjadi kaya sekejap dari menulis ialah membuat konten yang memuaskan emosi negatif orang karena manusia lebih mudah terpicu oleh emosi negatif seperti amarah, benci dan sejenisnya. Kita bisa menyaksikan sepak terjang jaringan pembuat dan penyebar konten kebohongan Saracen dalam beberapa tahun terakhir yang menjungkirbalikkan Indonesia. Tetapi apakah itu bisa dipertahankan dalam jangka panjang dan membuat kita lebih bahagia dan bangga dengan hasil tulisan kita? Anda bisa menjawab sendiri. (*akhlis.net)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H