Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Politik

Catut

11 Desember 2016   12:36 Diperbarui: 11 Desember 2016   12:47 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ah masak sih?" saya bersikukuh karena sebuah artikel di Chosun Ilbo yang saya baca membahas kecemasan risiko itu.

"Tidak. Karena pondasi perekonomian kami kokoh jadi bagaimanapun konflik politik tak banyak menghambat pertumbuhan ekonomi," dengan gamblang ia jelaskan.

Saya pikir akan membuat ekonomi negeri Anda limbung, tutur saya. Ia tetap menggeleng.

"Hhh, lain dengan Indonesia ya," saya mulai memancingnya berkomentar. "Di sini selalu ricuh politiknya."

"Ah, masa? Indonesia tenang begini," respon dia kalem.

Saya menangkap sekilas senyum cemoohan dan sebelum ia meneruskan aktingnya, saya sambar saja,"Tenang apanyaaa?!! Pusing semua kita gara-gara politik kok."

Menyaksikan kegusaran saya, ia kembali ke kamarnya. Ia bawa telur rebus dan kacang kedelai hitam. "Mau?"ia menawarkan.

Ia memang tahu titik lemah saya. Sekali hap makanannya tadi sudah berpindah ke rongga mulut saya.

Daripada memakai mulut untuk bicara politik Indonesia, memakainya untuk mengunyah saya pastikan lebih sehat bagi keseimbangan jiwa dan raga saya. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun