Tionghoa Katholik dikenal sebagai orang-orang yang lazimnya berpenampilan fisik rupawan, sebagian karena mereka dianggap membawa gen-gen orang Belanda (di Indonesia, hidung ala Kaukasia dianggap menarik).
Tionghoa Muslim
Kelompok warga berdarah keturunan yang memeluk Islam juga ada meskipun jumlahnya tak banyak. Banyak orang keturunan Tionghoa yang merasa bingung jika menemukan anggota keluarga atau teman mereka beralih keyakinan menjadi Muslim. Di Jakarta sendiri, kelompok ini bisa ditemui dengan mudah di Masjid Laotze, Sawah Besar.Â
Tionghoa Atheis
Mereka adalah orang-orang yang dianggap sebagai antek komunis padahal belum tentu demikian. Orang keturunan  berdarah Tionghoa yang atheis cenderung menyukai kapitalisme atau sosialisme daripada komunisme. Cap lain ialah bahwa kaum atheis ini tidak memiliki kasih sayang atau empati pada sesamanya. Ini tak seluruhnya benar. Kaum atheis ini juga bisa menunjukkan kepedulian pada kemanusiaan dan kelestarian planet bumi.
Tionghoa Daratan
Warga Tionghoa Daratan adalah mereka yang lahir dan dibesarkan di China Daratan dan kemudian saat remaja atau dewasa pindah ke Indonesia. Budaya mereka sangat berbeda dari budaya Tionghoa Indonesia sehingga bahkan warga Tionghoa peranakan sendiri merasa asing dengan mereka.  Ada semacam kekaguman dalam diri orang Tionghoa peranakan kita pada mereka yang berasal dari Tiongkok Daratan tetapi Republik Rakyat Tiongkok saat ini memiliki reputasi yang relatif ‘miring’ karena dianggap suka menindas negara-negara tetangganya. Sebagian besar orang Tionghoa Daratan lebih menyukai hal-hal yang berbau Jepang atau Korsel daripada Tiongkok sendiri. Mereka yang sudah pernah ke Tiongkok sering mengkritik bagaimana warga Tionghoa Daratan bersikap manipulatif, kurang memelihara sopan santun dan kasar sementara di saat yang sama warga Tionghoa peranakan Indonesia cenderung menyukai hal-hal berbau Tiongkok sehingga muncul opini yang membingungkan di sini. Sebagian orang Tionghoa ada yang menganggap Mao Zedong sebagai pahlawan dan ada juga yang memvonisnya sebagai diktator jahat.
Tionghoa Taiwan
Warga Taiwan yang lahir di Indonesia cenderung berkumpul dengan sesamanya namun ada juga yang berkumpul dengan mereka yang selain anggota kelompoknya. Mereka biasanya bertubuh lebih tinggi dibandingkan sebagian orang Tionghoa keturunan di Indonesia. Mungkin karena orang-orang Tionghoa Taiwan ini sangat menggemari olahraga di luar ruangan. Mereka biasanya sangat hemat, bahkan lebih hemat daripada warga keturunan Tionghoa Jawa Tengah. Orang-orang Taiwan juga memiliki daya inovasi lebih tinggi dan suka menciptakan benda-benda pemenuhan kebutuhannya sendiri demi bisa berhemat.
Tionghoa Batam
Karena letak geografisnya, mereka menganggap diri mereka sebagai warga campuran antara Indonesia dan Singapura sebagian karena kemampuan mereka berbicara Mandarin, Hokkian, Kanton, dan Bahasa Inggris yang memadai. Mereka bisa berbahasa Indonesia tetapi hanya dengan sesama orang Indonesia totok. Mereka hidup dalam dunia imajiner yang di dalamnya Batam ialah pulau satelit dari Singapura. Transportasi umum mereka ialah kapal feri ke Singapura selama 45 menit. Mereka bangga dengan kedekatan ke Singapura, merasa tak masalah jika Batam tidak memiliki pusat perbelanjaan mewahnya sendiri karena di Singapura saja sudah ada.Â