Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keragaman Karakter Warga Tionghoa Indonesia

29 November 2016   13:21 Diperbarui: 29 November 2016   13:32 2717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tionghoa Belitung

Mereka biasanya sangat menarik dalam penampilan fisiknya (baik pria dan wanitanya) dan agak berbeda dalam gaya. Populasi mereka tidak banyak.

Tionghoa Jakarta

Satu stereotip yang biasa diberikan pada orang keturunan Tionghoa di Jakarta ialah mereka pasti kaya raya. Padahal belum tentu juga.

Tionghoa Benteng

Mereka mirip duta besar bagi asimilasi warga keturunan Tionghoa dan budaya lokal karena sebagian besar orang Tionghoa Benteng sudah memiliki garis keturunan yang bercampur dengan warga setempat. Warga berdarah Tionghoa lainnya juga berpikir bahwa budaya Tionghoa Benteng sangat membumi dan lebih mirip orang lokal. Mereka dicap sebagai kelompok yang sangat tradisional (secara religi), rendah hati, hangat, supel, agak boros (meski tidak begitu kaya), suka berpesta, suka berkumpul (jika mengadakan pesta, mereka suka mengudang sebanyak mungkin tetangga), dan sayangnya mereka agak lemah dalam hal pendidikan untuk anak-anaknya.

Tionghoa Buddhis

Kelompok satu ini dikenal hemat dan sabar di atas rata-rata. Sejumlah orang Kristen menganggap orang keturunan Tionghoa Buddhis menghindari daging sapi, sebagaimana yang dilakukan orang Muslim yang berpantang apapun yang mengandung babi. Mereka juga memiliki stereotip bahwa pemeluk Buddha mengetahui seni beladiri kung fu. Seperti Muslim, orang Kristen memandang kelompok Buddhis ini sebagai agama paganisme yang dilarang Tuhan mereka.

Tionghoa Kristen

Saat mereka yang berdarah Tionghoa non-Kristen berbicara soal orang keturunan Tionghoa yang beragama Kristen, mereka akan spontan berpikir soal kekayaan dan fanatisme. Persepsi ini mungkin karena sebagian besar gereja di Jakarta dilengkapi dengan pendingin ruangan dan proyektor (karena vihara-vihara biasanya tidak memilikinya). Alasan lainnya ialah bahwa benda-benda teknologi khas Barat itu kerap diidentikkan dengan status dan kelas (sebagaimana persepsi orang pada mereka yang menamai anak-anaknya dengan nama-nama Barat sebagai sebuah simbol kesuksesan dan pendidikan tinggi). Kristen sering dipersepsikan sebagai ancaman, sebagian besar karena banyak generasi muda berdarah Tionghoa beralih keyakinan menjadi pemeluk Kristen. Mereka tidak begitu peduli dengan Islam karena tak banyak orang keturunan Tionghoa yang masuk Islam. Orang tua biasanya akan merasa malu jika anaknya beralih keyakinan ke Kristen karena mereka merasa kurang bisa mendidik anaknya dengan benar. 

Tionghoa Katholik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun