Tionghoa Jawa Timur
Kelompok ini dianggap oleh orang Tionghoa Jawa Tengah sebagai orang-orang yang lebih ramai, hingar bingar, kolot dan sangat percaya diri. Namun, mereka juga dikenal sangat mudah berkawan, gemar bertegur sapa, spontan, supel dalam pergaulan serta hangat dalam pertemanan. Seperti kelompok Tionghoa Jawa Tengah, mereka sangat piawai menyerap logat bahasa Jawa lokal. Sangat kental dan meyakinkan. Jika Anda tutup mata dan hanya mendengarkan suara mereka berbicara, Anda akan sangat yakin orang Jawa Totok yang berbicara. Namun, umumnya mereka sudah tidak bisa lagi berbicara bahasa Mandarin atau dialek apapun dari tanah seberang itu.
Tionghoa Medan
Mungkin inilah kelompok keturunan Tionghoa yang paling banyak membuat kontroversi di Indonesia. Kebanyakan orang keturunan Tionghoa di nusantara (bahkan yang tinggal di Sumatra) cenderung menganggap Tionghoa Medan sebagai orang-orang dengan kepribadian cenderung mengesampingkan tata krama, sangat percaya diri dalam bergaul, kurang berpendidikan, memiliki selera yang ‘berbeda’, rakus, manipulatif, suka pamer, otoriter.
Di sisi lain, banyak juga yang memandang mereka sebagai orang-orang yang hangat, suak berbagi, ekstrovert, supel, berani (bahkan meskipun risikonya tinggi sekali), dan pekerja keras. Karena keberanian mereka yang menonjol, sejumlah orang terkaya di Indonesia berasal dari kelompok Tionghoa Medan. Sebagian besar Tionghoa Medan kurang akur dengan orang Melayu lokal karena orang Melayu lokal dikenal rasis terhadap mereka. Karena itulah, kelompok Tionghoa Medan lebih dekat dengan orang Batak. Sebagian besar mereka yang berdarah Tionghoa di Jakarta berasal dari Medan (atau orang tua mereka berasal dari sana) dan mereka sebagian besar bermukim di Pluit dan Kelapa Gading. Mereka memiliki gaya bangunan rumah yang unik yakni bertingkat dua atau lebih dengan balkon lebar dan besar dengan pagar yang tinggi.
Dalam kelompok orang berdarah Tionghoa juga ada perbedaan pendapat. Seperti ketidaksetujuan sebagian orang keturunan Tiongkok yang berpikir bahwa kelompok Tionghoa Medan sudah menghancurkan reputasi orang keturunan Tionghoa secara umum di ibukota.
Mereka masih setia dalam memelihara budaya dan bahasa asli. Tak jarang mereka masih kerap menggunakan bahasa Mandarin atau dialek tertentu yang masih menandakan loyalitas pada akar budayanya meskipun mereka sudah beranak pinak di tanah Indonesia.
Tionghoa Riau
Mereka ini dikenal sangat percaya diri, suka membual, bergaya hidup sederhana meskipun sudah kaya raya, bersahabat dan suka menolong.
Tionghoa Pontianak
Diketahui sebagai kelompok yang identik dengan “Tionghoa Eksotik” karena kebudayaan mereka yang berbeda dari budaya Tiongkok peranakan di Jawa dan Sumatra. Mereka biasanya sangat bangga dengan warisan budaya leluhurnya di Tiongkok. Mereka juga dikenal rupawan (baik laki-laki dan perempuannya). Stereotip yang dimiliki ialah berani, suka mengambil risiko, manipulatif, lucu, ramah, supel, suka pamer dan berbicara dalam dialek Tio Ciu (Pontianak ialah salah satu dari sekian banyak tempat di Indonesia yang warga keturunan Tionghoanya berbicara dialek ini).