Mohon tunggu...
Adi W. Gunawan
Adi W. Gunawan Mohon Tunggu... lainnya -

Adi adalah Doktor Pendidikan, Dosen Psikologi S1/S2, penulis 22 buku laris bertema Mind Technology dan Pendidikan, trainer hipnoterapi klinis, trainer dan konsultan pengembangan diri, Presiden dari Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology, dan Ketua Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengatasi Dorongan Bunuh Diri dengan Hipnoterapi Klinis

9 Februari 2017   17:58 Diperbarui: 9 Februari 2017   19:37 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pada hipnoanalisis pertama, dorongan bunuh diri dirasakan disekujur lengan kanan  kiri dengan intesitas delapan, menggunakan skala nol hingga sepuluh. Dibutuhkan dua regresi berbasis afek untuk bisa menemukan kejadian paling awal (ISE). Setelah ini dibereskan, dorongan bunuh diri masih ada.

Saya lanjut dengan hipnoanalisis kedua. Kali ini dorongan bunuh diri dirasakan di seluruh telapak tangan kiri, dengan intensitas sembilan. Sama dengan sebelumnya, butuh dua kali regresi berbasis afek untuk bisa menemukan ISE. Setelah dilakukan proses menetralisir emosi di dua kejadian ini, dorongan bunuh diri masih tetap ada.

Proses terapi dilanjutkan dengan hipnoanalisis ketiga. Kali ini Budi merasakan dorongan bunuh diri hanya di empat jari kiri, dengan intensitas lima. Untuk menemukan akar masalah dibutuhkan tiga kali regresi. Saat emosi pada tiga kejadian ini telah dinetralisir, saat ditanya, Budi tetap masih merasakan adanya dorongan bunuh diri.

Lanjut dengan hipnoanalisis keempat. Dorongan bunuh diri kali ini dirasakan di ujung-ujung jari tangan kiri dengan intensitas enam. Kali ini hanya butuh dua regresi untuk menemukan akar masalah (ISE). Saat tahap ini selesai dilakukan, Budi merasa lega dan menyatakan tidak lagi merasakan keberadaan dorongan bunuh diri.

Selaku terapis saya tentu gembira dengan pernyataan Budi. Namun, pengalaman klinis membuat saya menunda rasa gembira ini. Saya memutuskan melakukan pemeriksaan menyeluruh pada sistem psikis dan tubuh Budi. Menggunakan teknik khusus yang didesain untuk tujuan ini, saya melakukan pengecekan dan akhirnya ditemukan sisa dorongan bunuh diri yang menempati betis kanan Budi. Walau disebut sisa, namun dorongan ini masih cukup kuat karena intensitasnya masih di angka delapan. Dorongan ini yang membuat Budi ingin melompat dari tempat tinggi untuk bunuh diri.

Saya putuskan lanjut dengan hipnoanalisis kelima. Dan kali ini, hanya dengan sekali regresi berhasil ditemukan akar masalah. Saya memroses tuntas akar masalah ini. Kemudian lanjut dengan pengecekan ulang. Hasilnya, bersih. Sama sekali tidak ada sisa sedikitpun dorongan untuk bunuh diri.

Proses terapi dilakukan selama empat jam dua puluh menit. Proses ini cukup melelahkan Budi. Sebenarnya masih ada satu kasus lagi yang Budi ingin saya bantu atasi namun saya putuskan ditunda mengingat kondisinya yang sudah cukup lelah.

Kasus ini, jujur, bukan kasus yang mudah. Butuh kesabaran tinggi dan kejelian untuk bisa benar-benar menuntaskan akar masalah. Total, ada enam proses. Masing-masing proses menemukan akar masalah berbeda. Bila diibaratkan sungai, dorongan bunuh diri pada Budi adalah muara yang aliran airnya dipasok oleh enam sungai berbeda. Masing-masing sungai dengan deras dan debit air yang berbeda namun sama kuatnya. Dengan demikian bisa dibayangkan betapa besar kekuatan tenaga aliran sungai di muara.  

Usai terapi, saya sengaja mengajak Budi diskusi. Dan ini saya lakukan selama dua puluh menit sambil mengamati kondisi fisik dan terutama psikis Budi. Budi barusan melewati proses terapi yang panjang. Dan saya perlu memastikan Budi benar-benar telah keluar dari kondisi somnambulisme dan berada di kesadaran normalnya. Selain itu, fisik Budi juga perlu segar kembali. Semua ini penting mengingat Budi datang ke tempat saya dengan mengendarai mobil. Cukup riskan bila ia pulang ke rumahnya, mengendarai mobil, dengan kondisi fisik dan psikis yang belum segar sepenuhnya.

Tiga hari kemudian Budi jumpa saya lagi untuk sesi lanjutan. Saat jumpa saya, saya bertanya apa saja yang ia rasakan atau alami pascaterapi. Budi dengan gembira menjawab bahwa ia kini sudah bisa merasakan emosinya. Ia juga tidak lagi ada dorongan bunuh diri. Biasanya, sebelum diterapi, setiap bangun tidur selalu muncul keinginan untuk melukai diri.

Namun setelah terapi, keinginan ini hilang total. Budi juga bisa tidur dengan mudah, tidak lagi minum minuman beralkohol. Budi merasa ada beban yang sangat besar lepas dari dirinya dan ia kini merasa bebas. Wajah Budi juga lebih cerah dan ceria. Orangtua Budi juga mengabarkan perubahan positif Budi. Mereka merasakan benar perubahan Budi pascaterapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun