Mohon tunggu...
Adi W. Gunawan
Adi W. Gunawan Mohon Tunggu... lainnya -

Adi adalah Doktor Pendidikan, Dosen Psikologi S1/S2, penulis 22 buku laris bertema Mind Technology dan Pendidikan, trainer hipnoterapi klinis, trainer dan konsultan pengembangan diri, Presiden dari Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology, dan Ketua Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengatasi Dorongan Bunuh Diri dengan Hipnoterapi Klinis

9 Februari 2017   17:58 Diperbarui: 9 Februari 2017   19:37 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Beberapa waktu lalu saya kedatangan seorang klien dari luar kota. Klien ini, sebut saja sebagai Budi, usia awal 40an, telah berkeluarga. Budi datang ke saya setelah didesak oleh istrinya dan juga kedua orangtuanya untuk mencari bantuan profesional.

Masalah Budi adalah ia sering tiba-tiba menangis tanpa sebab dan ia juga tidak bisa merasakan apa emosi yang menyebabkan ia menangis. Kondisinya semakin diperparah dengan adanya dorongan sangat kuat untuk melakukan tindakan bunuh diri. Beberapa kali Budi mencoba bunuh diri dengan minum obat penenang dan mengiris urat nadi. Kejadian terakhir yang akhirnya mendorong Budi jumpa saya adalah saat berada di lantai sepuluh salah satu mal muncul keinginan sangat kuat untuk melompat, terjun bebas ke lantai dasar.

Melalui proses wawancara ditemukan beberapa fakta menarik mengenai proses perjalanan hidup Budi. Kedua orangtua, terutama ayah Budi, sangat keras dalam mendidik Budi. Setiap kali Budi dapat nilai ujian jelek, ayahnya pasti akan memberi hukuman dalam bentuk pukulan menggunakan rotan atau sabuk hingga kaki Budi terluka dan berdarah. Dan memang saat kecil Budi mengalami kesulitan belajar. Ia sulit konsentrasi sehingga tidak dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik. Budi berulang kali mengatakan bahwa ia yakin pengalaman buruk dengan ayahnya inilah yang menjadi penyebab dorongan untuk bunuh diri yang ia rasakan.

Saat kelas empat, Budi sering berkelahi dengan teman-temannya. Menurut Budi, sebenarnya ia tidak berkelahi. Ia meminta teman-temannya untuk memukuli dirinya dan ia sama sekali tidak melawan. Budi menikmati setiap pukulan yang mendarat di tubuhnya, termasuk saat ia ditendang dan diinjak-injak. Dorongan menyakiti diri sendiri ini terus berlanjut hingga usia remaja, terutama saat SMP dan SMA.

Dorongan bunuh diri, menurut Budi, muncul pertama kali saat usia 15 tahun. Untuk mengatasi dorongan bunuh diri, setiap hari Budi minum minuman beralkohol, olahraga berlebih, dan menyibukkan diri dengan bekerja mulai pagi hingga larut malam. Budi juga suka memukul tembok atau objek lain untuk menghilangkan dorongan bunuh diri. Semua yang Budi lakukan tak kuasa menanggulangi dorongan yang semakin lama semakin kuat ia rasakan.

Saya mencatat semua yang Budi sampaikan dan selanjutnya mulai melakukan terapi dengan mengakses pikiran bawah sadar Budi. Mengikuti alur Quantum Hypnotherapeutic Protocol, saya mengakses Bagian Diri atau Ego Personality (EP) yang mendorong Budi melakukan tindakan bunuh diri. EP ini jugalah yang menikmati rasa sakit yang dialami klien saat dipukuli teman-temannya dulu.

Ternyata tidak mudah melakukan negosiasi dan edukasi pada EP ini agar ia berhenti melakukan yang telah ia lakukan selama ini pada Budi. Walau terkesan setuju dengan usul atau saran saya, agar ia mengganti peran dalam diri Budi, saya menangkap ada keengganan.

Tidak ada cara lain, untuk menuntaskan kasus ini, saya perlu mengakses dan memodifikasi struktur pembentukan EP. Dengan teknik tertentu, setelah melalui rangkaian yang terdiri dari dua kejadian, saya berhasil menemukan struktur awal pembentukan EP. Saya memodifikasi dan mengubah struktur ini. Selanjutnya saya melakukan pengecekan apakah dorongan bunuh diri ini masih ada atau tidak.

Saat saya tanyakan hal ini pada Budi, ia menjawab dorongan bunuh diri masih ada. Hal ini tentu membuat saya penasaran. Biasanya, saat struktur pembentukan EP dimodifikasi, sifat EP pasti berubah. Tapi, kali ini tidak. Apa yang terjadi?

Saat saya bertanya siapa yang mendorong Budi bunuh diri, sekarang, ternyata buka EP ini. Ada EP lain yang memunculkan dorongan ini. Saya segera sadar bahwa ini bukan kasus sederhana. Dorongan bunuh diri ini bersifat multilayer atau banyak lapisan.

Saya putuskan mengganti teknik untuk mencari dan menuntaskan akar masalah. Dengan teknik hipnoanalisis, yang dilakukan dalam kondisi deep trance, ditemukan hal sangat menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun