Mohon tunggu...
Adi W. Gunawan
Adi W. Gunawan Mohon Tunggu... lainnya -

Adi adalah Doktor Pendidikan, Dosen Psikologi S1/S2, penulis 22 buku laris bertema Mind Technology dan Pendidikan, trainer hipnoterapi klinis, trainer dan konsultan pengembangan diri, Presiden dari Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology, dan Ketua Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

LGBT dan Hipnoterapi

23 Februari 2016   08:40 Diperbarui: 23 Februari 2016   09:01 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akar masalah: Saat remaja mengalami pelecehan seksual oleh figur otoritas pria. Hasil terapi baik. 

10. Wanita 26 tahun, lesbi.

Akar masalah: Penolakan sejak dalam kandungan oleh ayahnya, penolakan saat klien berusia satu hari oleh ayahnya, saat kecil tidak boleh main boneka tapi diberi mainan gundu dan bola sepak, dipanggil dengan nama laki oleh guru dan teman-temannya. Hasil terapi, klien putus dengan pacar wanita dan menjalin relasi dengan pria. 

11. Pria, usia 27 tahun, bujangan, gay.

Akar masalah: Mengalami pelecehan seksual oleh sopirnya saat masih TK. 

12. Pria, usia 34 tahun, gay.

Akar masalah: Waktu SD diejek dan dibilang banci atau seperti perempuan. Hasil terapi, klien kembali normal sebagai pria.

13. Wanita, 24 tahun, lesbian.

Akar masalah: Ditolak oleh ayah dan nenek sejak dalam kandungan karena yang diinginkan adalah anak laki. Hasil terapi, klien pacaran dengan pria dan tidak lagi terangsang saat melihat wanita. 

14. Pria, 29 tahun, gay.

Akar masalah: Saat SD trauma melihat pertengkaran orangtua yang intens dan terus menerus. Saat SMP teman-teman mengolok ia seperti perempuan. Ia juga tidak mendapat kasih sayang terutama dari ayah. Hasil terapi, klien menjalin relasi dengan wanita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun