Mohon tunggu...
Adi W. Gunawan
Adi W. Gunawan Mohon Tunggu... lainnya -

Adi adalah Doktor Pendidikan, Dosen Psikologi S1/S2, penulis 22 buku laris bertema Mind Technology dan Pendidikan, trainer hipnoterapi klinis, trainer dan konsultan pengembangan diri, Presiden dari Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology, dan Ketua Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jessica, Hipnosis dan Hipnoterapis

2 Februari 2016   16:47 Diperbarui: 2 Februari 2016   21:32 2282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Sumber: health.kompas.com"][/caption]Saya sebenarnya tidak tertarik mengikuti perkembangan kasus penyidikan Jessica sampai muncul komentar dari hipnoterapis atau pakar hipnoterapi di media massa tentang Jessica.

Ada hipnoterapis yang mengatakan bahwa Jessica berbohong, hanya dengan melihat gerakan bola mata Jessica yang mengarah ke kanan atas saat menjawab pertanyaan. Ada juga hipnoterapis yang mengatakan bahwa Jessica tidak sedang depresi karena tampak tenang sekali. Di sisi lain, dari berita yang saya baca, Jessica menyatakan kepada Komnas Ham bahwa ia dihipnosis oleh penyidik untuk menjawab sebuah pertanyaan saat pemeriksaan.

Saya tidak dalam kapasitas menilai kinerja penyidik Polri. Demikian pula dalam hal barang bukti yang digunakan penyidik untuk menetapkan Jessica sebagai tersangka.

Artikel singkat ini bertujuan untuk memberi informasi atau ulasan tentang komentar beberapa hipnoterapis atau pakar hipnoterapi ini sehingga masyarakat punya informasi pembanding dari perspektif yang berbeda.

Lalu, apa hubungan antara Jessica, hipnosis, dan hipnoterapi?

Pertama, apakah dengan mata melihat ke sudut kanan atas berarti seseorang berbohong?

Gerakan bola mata ke arah tertentu, menurut ilmu NLP, mengandung makna spesifik. Secara umum adalah sebagai berikut:
- ke sudut kiri atas = mengingat kejadian (dari memori)
- ke sudut kanan atas = mengkonstruksi kejadian
- ke kiri, sejajar telinga = mengingat suara (dari memori)
- ke kanan, sejajar telinga = mengkonstruksi suara
- ke sudut kiri bawah = dialog internal ( self talk)
- ke sudut kanan bawah = mengakses perasaan

Ini adalah kondisi orang pada umumnya. Dalam beberapa kasus, posisi kiri dan kanan bisa mengandung makna sebaliknya. Tidak ada satupun orang yang selalu sama persis mengikuti aturan di atas.

Untuk bisa menilai apakah seseorang berbohong atau tidak, pertama-tama perlu ditetapkan “baseline”. Caranya adalah dengan bertanya pada orang itu, dalam kondisi netral atau rileks, dan mengamati gerakan bola matanya, untuk tahu arah gerakan bola mata saat ia mengingat kejadian yang pernah ia alami (akses memori) atau ia mengonstruksi suatu kejadian.

Bila misal kita bertanya, "Apa yang Anda makan kemarin pagi?" dan seseorang berusaha mengingat sambil menggerakkan matanya ke sudut kiri atas maka posisi sudut kiri atas adalah cara ia mengakses memori atau kejadian yang benar ia alami.

Bila saat ditanya, "Bisa Anda bayangkan gajah berwarna merah muda?" dan bola matanya bergerak ke sudut kanan atas, maka posisi sudut kanan atas ini adalah tanda ia sedang mengkonstruksi suatu gambaran mental, sesuatu yang tidak ada di memorinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun