Dewi Purwati
MengASIhi atau biasa disebut juga dengan menyusui. Menyusui merupakan kegiatan ibu setelah melahirkan normal maupun operasi SC dengan memberi ASI terhadap bayinya. Seorang ibu yang melakukan aktivitas menyusui disebut ibu menyusui atau familiarnya dipanggil busui. Kegiatan mengASIhi ini memiliki banyak manfaat bagi sang bayi maupun ibu sendiri.
Bagi saya, kegiatan mengASIhi ini memiliki keuntungan pribadi untuk saya, dan umumnya pada semua ibu di dunia. Salah satunya adalah membangun ikatan (bonding) dengan bayi.Â
Bayi yang sering disusui oleh ibunya lebih memiliki ikatan yang dalam pada ibu, bayi dengan mudah memahami komunikasi sederhana ibu atau sebaliknya. Karena saat bayi ia belum mampu menguraikan apa yang dirasakan dengan kata-kata, melalui tangisanlah bayi mengkomunikasikan apa yang ia rasakan pada ibunya.Â
Tentunya, tangisan itu yang digunakan ibu untuk membaca dengan kekuatan ikatan (bonding) pada bayi mengartikan keinginannya, sedang laparkah? sedang sakitkah? atau sedang mengantuk?
Selain memiliki kekuatan membangun ikatan (bonding) pada bayi, memberikan ASI dapat mengurangi resiko kanker payudara pada sang ibu sendiri.
Jika manfaat mengASIhi sudah dapat dirasakan oleh ibu, maka tentu saja aktivitas tersebut akan dirasakan pula oleh bayi itu sendiri. Karena menyusui bukan hanya aktivitas bermanfaat dengan memberi saja namun juga menerima. Manfaat yang diterima bayi kurang lebih adalah sebagai berikut:
Pertama, skin to skin contacts (kontak kulit antara bayi dengan ibu). Umum kita ketahui, suhu tubuh pada bayi belum seimbang hingga ia membutuhkan penyesuaian dari suhu dalam rahim ke suhu dunia luar. Untuk itu membuatnya merasa tetap hangat aktivitas skin to skin sangat baik untuk bayi belajar mengenal suhu luar dengan hangat dan nyaman.
Kedua, membangun emosional ibu dengan bayi. Sebagimana manfaat yang dirasakan ibu sebelumnya yakni membangun bonding antara keduanya.
Bayi belum bisa bicara, karena itu bayi membentuk ikatan dengan si ibu melalui kontak mata, sentuhan, mendengarkan suara, melihat objek sekitarnya serta menirukan (imitasi) ekspresi wajah dan gestur tubuh si ibu. Dari sanalah pertama kali ia belajar dan mengenal arti komunikasi.
Ketiga, meningkatkan kekebalan tubuh.
Pemberian ASI oleh ibu kepada bayi sangat efisien, relatif tidak rumit, dan lebih ekonomis. Lewat ASI eksklusif si ibu juga bisa menyalurkan antibodi pada bayi sehingga si buah hati terlindung dari berbagai penyakit infeksi seperti ISPA atau diare.