Mohon tunggu...
Akhir Fahruddin
Akhir Fahruddin Mohon Tunggu... Perawat - Occupational Health Nurse

Live in Saudi Arabia 🇸🇦

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jadi Perawat Industri, Why Not!

22 Juni 2020   09:00 Diperbarui: 22 Juni 2020   09:13 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bekerja di bidang kesehatan memang akan selalu dibutuhkan dalam kehidupan. Tidak bisa dipungkiri jika sebagian orang memilih menjadi dokter, perawat dan tenaga kesehatan sebagai karir masa depan karena sektor ini sangat menjanjikan. Memilih menjadi tenaga medis dan tenaga keperawatan memang membutuhkan mental yang kuat, kesabaran dan dedikasi yang tinggi.

Mempelajari kebutuhan dasar manusia, anatomi dan fisiologi tubuh, ragam penyakit dan berbagai seluk beluk kejiwaan sangat membutuhkan ketekunan dan tekad. Memang kuliah dibidang ini tidak ada yang singkat, karena kedepan mereka akan berurusan dengan manusia dan nyawa.

Sehat dan sakit merupakan alur dalam proses kehidupan manusia. Rentang keduanya akan selalu muncul apalagi ketika sakit mendera. Manusia akan sangat membutuhkan pengobatan dan perawatan sebagai pilihan untuk mencapai derajat kesehatan yang diinginkan.

Begitupula dengan perawat, dalam karir kehidupan profesi, mereka akan selalu dihadapkan pada pilihan untuk memutuskan bekerja di layanan kesehatan seperti rumah sakit, klinik dan puskesmas atau mengambil keputusan bekerja di sektor lainnya.

Data Kementrian Kesehatan menyebutkan bahwa persentase jumlah perawat yang bekerja di rumah sakit mencapai 58,26%, diikuti puskesmas dengan persentase 29,46% serta sisanya sebanyak 12,22% mengabdi di layanan kesehatan pembantu untuk daerah tertinggal, terdepan dan terluar.

Dari persentase tersebut, perawat yang bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara di rumah sakit dan puskesmas hanya berada di kisaran 20%, sementara perawat honorer mencapai 80%. hal ini membuktikan bahwa perawat yang memilih bekrja di layanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas ternyata lebih banyak dari mereka yang memilih sektor lain seperti industri, perminyakan dan pertambangan.

Ada anggapan jika perawat yang bekerja selain di layanan kesehatan kurang beruntung, sebab ilmu yang dipelajari tidak akan sepenuhnya bisa dipraktikkan dalam kehidupan profesi. Namun nyatanya, semua hal tersebut tidak tepat.

Perawat di sektor industri, migas dan pertambangan tetap melaksanakan ilmu keperawatan yang dipelajari, bahkan mereka selalu berhadapan dengan kasus-kasus emergency yang biasa dilakukan di unit gawat darurat rumah sakit. Mereka juga merawat manusia yang bekerja di sektor industri tersebut.

Perawat di sektor industri atau yang biasa disebut Occupational Health Nurse memiliki spesialisasi kerja yang tidak kalah dengan perawat di rumah sakit, klinik dan puskesmas. Kelebihan perawat industri, selain memiliki dasar ilmu keperawatan, mereka juga dilatih tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

Menarik bukan? Namun pada kenyataannya, jarang perawat yang melirik sektor ini. Untuk masalah gaji, jangan ditanya. Mereka menerima pendapatan melebihi perawat yang bekerja di rumah sakit dan puskesmas.

Saya mengambil contoh seorang teman yang bekerja di sektor industri di wilayah Karawang, Jawa Barat. Perusahaan yang bergerak dibidang kesehatan ini memberikan gaji kepada perawat berdasarkan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sekitar Rp 4,6 Juta perbulan. Gaji pokok sebesar itu, ditambah dengan tunjangan dan pendapatan lain yang jika ditotalkan sudah melebihi Rp 6 juta rupiah plus tanggungan asuransi BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun