Sudah 5 tahun ini, dia menderita sakit jiwa akibat permasalahan keluarga dan asmara.
Jiwanya sangat labil untuk menerima kenyataan bahwa pujaan hatinya telah mengikat tali perkawinan dengan orang lain.
Baginya ini tamparan keras, karena memadu asmara yang dipupuk selama beberapa tahun harus kandas di tengah jalan.
Itulah Susi (bukan nama sebenarnya) tinggal di kampung halaman. Wanita berusia 30 tahun itu pernah memadu asmara dengan seorang pria idaman yang ia anggap sebagai kekasih sejatinya.
Susi telah berniat menjadi Pekerja migran ke Arab Saudi karena berniat untuk segera menikah juga dimanfaatkan untuk membantu ekonomi keluarga.
Meski telah di ijinkan oleh kekasihnya untuk berangkat, Susi dengan niat yang tulus serta semangat untuk meningkatkan taraf hidup keluarga memutuskan berangkat bekerja dengan kontrak selama 3 tahun.
Waktu yang tidak singkat untuk mengumpulkan pundi-pundi uang agar acara sakral pernikahannya bisa dilakukan sepulang bekerja.
Perjalanannya menjadi TKI memang mulus. Singkat cerita, dirinya bekerja dengan majikan yang baik hati dan menjadi pekerja rumah tangga dengan gaji yang terbilang tinggi setara dengan gaji PNS Indonesia golongan 3 A.
Waktu berlalu kian tak bisa dibendung, kontrak pun hampir selesai. Sang ayah yang setiap saat meminta informasi tak sabar agar Susi segera mengirim uang untuk membangun rumah serta bisa membeli sawah.
Keinginan sang ayah tersebut tentu di kabulkan Susi dengan mengirim uang dari hasil penghasilannya menjadi Pekerja migran sesuai dengan apa yang diinginkan sang ayah.