Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kemacetan Akut Tak Mempan "Diobati" Dengan AI

9 Juli 2023   18:07 Diperbarui: 22 Juli 2023   02:50 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
CCTV portable pemantau lalin-sumber gambar-sukabumi update

Ada sebuah anekdot lalu lintas yang menarik. " hati-hati kalau berkendara di jalanan, jangan sekali-kali melanggar, berusahalah jadi orang baik, karena meskipun polisi tak ada lagi di jalanan menilangmu, tapi masih masih CCTV yang selalu mengawasimu".

Anekdot itu seolah menjelaskan bagaimana peran AI menjadi "mata pengganti" memantau segala sesuatu yang terjadi di jalan raya.

Di tahun 2021 saat Kapolri Jendral Sigit Listyo Prabowo dilantik, program Polri Presisi juga di resmikan. Presisi merupakan akronim dari prediktif, responsibilitas dan transparansi berkeadilan. Pengembangan dari jargon Promoter yang merupakan abreviasi dari profesional, modern dan tepercaya.

Polri melengkapi aktifitasnya dalam menertibkan lalu lintas dengan tambahan teknologi modern. Pihak Dishub juga telah mengupayakan penggunaan AI sebagai solusi. Sehingga kemudian kita mengenal penggunaan teknologi tilang elektronik atau Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE), Sistem tilang yang menggunakan basis teknologi informasi dengan perangkat utama berupa kamera ETLE dan Electronic Road Pricing (ERP).

Konurbasi, Overload kendaraan dan Kurangnya Moda Transpotasi Publik

Kemacetan lalu lintas memang menjadi tantangan besar yang dihadapi oleh banyak kota di seluruh dunia. Apalagi kota-kota besar terutama Ibukota Jakarta yang telah mengalami kemacetan yang akut. 

Terutama karena urban sprawl  atau peluberan atau perluasan kota yang tak terkendali, sehingga daerah-daerah permukiman kumuh (slum) menjamur dan membuat wilayah perkotaan tersita untuk permukiman liar. Terutama di mulai dari daerah-daerah urban di pinggiran (urban fringe).

Konsekuensi lain juga berpengaruh pada luasan lahan yang semestinya bisa dimanfaatkan untuk area publik, justru hilang di telan slum.

Rumitnya masalah Jakarta lainnya, adalah perkembangan kota yang tidak terarah, dan cenderung membentuk konurbasi antar kota inti dengan kota-kota sekitarnya. (konurbasi; wilayah terdiri dari sejumlah kota, kota besar, dan daerah perkotaan lainnya, melalui pertumbuhan populasi dan ekspansi fisik, telah bergabung membentuk satu daerah perkotaan yang berkelanjutan atau kawasan industri yang dikembangkan.) Konurbasi berkecenderungan memancing urbanisasi.

Jika wilayah konurbasi lalu lintasnya di lengkapi dengan perangkat AI penunjang pengaturan lalu lintas, mungkin akan menurunkan tingkat pelanggaran lalu lintas. Karena wilayah konurbasi menjadi kawasan rawan karena merupakan gabungan dari konektifitas beberapa wilayah kota yang membentuk satu kawasan industri baru.

Disisi lain bebijakan pengaturan lalu lintas seperti penerapan ERP untuk mengerem laju penggunaan kendaraan pribadi juga tak memberi solusi memadai. Apalagi antara luasan sarana dan prasarana jalan tidak seimbang dengan perkembangan pertambahan jumlah kendaraan setiap tahunnya, terutama kendaraan sepeda motor.

data jumlah kendaraan di jakarta tahun 2021-sumber gambar diolah dari databoks
data jumlah kendaraan di jakarta tahun 2021-sumber gambar diolah dari databoks

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) ada 16,5 juta unit sepeda motor di DKI Jakarta pada 2021. Selain sepeda motor, DKI Jakarta juga menampung 4,1 juta unit mobil penumpang, 785,6 ribu unit truk, dan 342,7 ribu unit bus.

BPS mencatat jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta terus meningkat tiap tahunnya. Dalam lima tahun terakhir, peningkatan paling pesat terjadi pada tahun 2021, yakni bertambah 7,60% menjadi 21,76 juta kendaraan bermotor. Sehingga menjadi pemicu kemacetan yang semakin parah.

Moda transportasi umum juga masih kurang untuk memenuhi kebutuhan penggunanya, disamping tingkat kenyamanan yang masih harus ditingkatkan agar moda transport umum menjadi alternatif untuk mengurangi kemacetan.

Saat ini seluruh transportasi publik yang beroperasi hanya mampu mengangkut maksimal tujuh juta  (0.08 persen) penumpang per hari. Padahal pengguna transportasi umum, terdapat 88 juta perjalanan di kota penyangga dan Jakarta setiap hari. Kekurangan  moda transportnya mencapai 99,92 Persen.

Dengan problem yang begitu besar, kombinasi antara urban sprawl, menjamurnya permukiman kumuh dan liar (slum) serta masih belum optimalnya sarana moda trasportasi publik, harus banyak solusi yang bisa ditawarkan untuk mengatasinya. 

Dan penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau AI (artificial intelligence-AI) di jalan raya akan sedikit banyak memberi harapan menjanjikan untuk membantu mengatasi masalah kemacetan. 

Enam Perangkat AI  Untuk Atasi Kemacetan

tak ada polisi pelanggaranpun jadi. coba ada AI- sumber gambar-liputan6 com
tak ada polisi pelanggaranpun jadi. coba ada AI- sumber gambar-liputan6 com

Selain kepatuhan, kita membutuhkan bantuan teknologi dari perangkat AI, agar bentuk pelanggaran lalu lintas di jalan raya dapat berkurang signifikan. Minimal keberadaan AI dapat menjadi stimulan agar pengemudi di jalan raya mematuhi aturan.

Keberhasilan dalam penggunaan AI pada lampu lalu lintas juga sangat dipengaruhi oleh jenis perangkat yang digunakan dan perangkat tambahan yang dilekatkan pada kendaraan, agar secara otonom bisa bereaksi mengantisipasi kemungkinan pelanggaran di jalan raya yang bisa terjadi.

Bagaimana bentuk atau jenis teknologi AI yang digunakan untuk mengatasi masalah di lampu lalu lintas juga masih terus dalam pengembangan.

Setidaknya ada enam perangkat dan sistem alternatif yang dapat digunakan, termasuk diantaranya alat yang terpasang langsung pada kendaraan;

CCTV portable polri pemantau lalin-sumber gambar-NTMC Polri
CCTV portable polri pemantau lalin-sumber gambar-NTMC Polri

Pertama;Sistem Pengaturan Lalu Lintas Adaptif: Sistem ini menggunakan sensor dan kamera untuk mengumpulkan data lalu lintas secara real-time. Data ini kemudian dianalisis oleh algoritma kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi pola lalu lintas, kepadatan, dan kebutuhan di persimpangan jalan.

AI dapat mengumpulkan dan memproses data lalu lintas secara cepat dan akurat. Dengan menggunakan data ini, sistem AI dapat memprediksi pola lalu lintas, mengidentifikasi titik-titik kemacetan, dan mengarahkan pengguna jalan dengan rute alternatif yang lebih efisien.

Sistem ini akan menyesuaikan durasi dan urutan lampu lalu lintas berdasarkan data tersebut, sehingga dapat mengurangi kemacetan secara signifikan, mengoptimalkan penggunaan infrastruktur, dan menghemat waktu perjalanan.

Kedua,Sistem Deteksi dan Pengenalan Kendaraan: Alat ini menggunakan teknologi penginderaan seperti sensor magnetik, sensor inframerah, atau kamera untuk mendeteksi dan mengenali kendaraan yang melewati persimpangan.

Dengan menggunakan kecerdasan buatan, sistem ini dapat menghitung volume lalu lintas, mengidentifikasi jenis kendaraan, dan mengatur sinyal lalu lintas sesuai dengan kondisi yang ada.

Ketiga,Kamera Pendeteksi Pelanggaran: Kamera kecerdasan buatan dapat dipasang di persimpangan untuk mendeteksi pelanggaran lalu lintas seperti melanggar lampu merah atau masuk jalur bus.

Dengan menggunakan teknologi pemrosesan citra dan algoritma kecerdasan buatan, kamera ini dapat mengidentifikasi pelanggaran dan secara otomatis mengeluarkan denda atau mengirimkan pemberitahuan kepada pelanggar.

lalin dan pelanggaran-sumber gambarpramborsfm
lalin dan pelanggaran-sumber gambarpramborsfm

Jenis alat yang pernah digunakan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE), Sistem tilang yang menggunakan basis teknologi informasi dengan perangkat utama berupa kamera ETLE sebagai dasar penerapan dan pengenaan denda pelanggaran lalu lintas secara elektronik.

Namun dalam praktiknya belum optimal, karena pelanggaran tetap masif, sehingga akhirnya harus dibarengi dengan tilang manual oleh petugas polisi dilapangan.

Keempat,Sistem Pengaturan Prioritas Transportasi Publik: Alat ini memberikan prioritas kepada kendaraan transportasi publik seperti bus atau tram dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan.

Sistem ini memantau kedatangan dan keberangkatan kendaraan publik, dan dapat mengatur sinyal lalu lintas untuk memberikan jalur yang lebih cepat dan prioritas kepada kendaraan tersebut, sehingga mempercepat perjalanan dan meningkatkan efisiensi transportasi publik.

kemacetan karena mentalitas atau tak ada alat canggih-sumber gambar-quora
kemacetan karena mentalitas atau tak ada alat canggih-sumber gambar-quora

Kelima,Penggunaan Kendaraan Otonom: Penggunaan kendaraan otonom atau semi-otonom juga dapat membantu mengatasi masalah di lampu lalu lintas.

Kendaraan yang dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan dapat berkomunikasi satu sama lain dan dengan infrastruktur jalan, sehingga mereka dapat berkoordinasi dalam melintasi persimpangan.

Hal ini memungkinkan aliran lalu lintas yang lebih lancar, menghindari tabrakan, dan mengoptimalkan penggunaan waktu dan ruang di persimpangan.

Kini banyak kendaraan keluaran baru juga dilengakapi dengan beberapa alat pengembangan dari arduino, untuk membantu mengurangi terjadinya kecelakaan, pencurian atau kemungkinan pelanggaran lalu lintas.

Seperti sensor parkir dapat mencegah benturan terhadap objek yang ada di sekeliling kendaraan. Sensor akan memberi sinyal berupa bunyi apabila mobil terlalu dekat dengan objek tersebut atau sebaliknya. Sensor akan berbunyi semakin keras untuk memberi peringatan apabila jarak objek yang mendekati mobil kurang dari 0,5 meter.

Alarm OEM atau Original Equipment Manufacturer adalah alarm bawaan atau alarm resmi yang dikeluarkan oleh pabrik mobil. Jenis alarm ini memiliki fungsi utama untuk melindungi mobil dari tindakan pencurian.

Perlu dicatat bahwa penggunaan alat kecerdasan buatan dalam pengaturan lalu lintas dapat bervariasi tergantung pada kebijakan dan infrastruktur setiap kota atau negara. Penggunaan teknologi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setempat untuk mencapai hasil yang optimal.

Meskipun canggih, jika mental kita belum siap seringkali juga menjadi hambatan, seperti kasus "gagalnya" penggunaan ETLE.

Keenam, Perencanaan Transportasi yang Lebih Baik; AI juga dapat digunakan dalam perencanaan transportasi untuk mengoptimalkan infrastruktur dan pengembangan jaringan jalan.

Dengan menggunakan data lalu lintas, pola perjalanan, dan kebutuhan transportasi masyarakat, AI dapat membantu para perencana transportasi dalam mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan infrastruktur, menentukan lokasi yang strategis untuk angkutan umum, dan mengoptimalkan jadwal dan rute transportasi publik.

Hal ini dapat mengurangi kebutuhan akan kendaraan pribadi dan mendorong penggunaan transportasi berkelanjutan, sehingga mengurangi kemacetan dan membantu mengatasi persoalan emisi gas rumah kaca.

AI Membantu "Merubah" Mentalitas

patuh vs canggih- sumber gambar-otomania.com
patuh vs canggih- sumber gambar-otomania.com

Dengan kompleksnya masalah di jalan raya, dan pilihan teknologi serta sistem yang akan digunakan sangat dipengaruhi oleh budaya berlalu lintasnya. 

Kita optimis, paling tidak penggunaan AI dapat mengurangi atau menjadi cara untuk " memaksa" pengguna jalan agar bertindak hati-hati, salah satunya karena keberadaan teknologi CCTV atau ETLE portabel yang terpasang di lampu lalu lintas. Membantu mengurai kemacetan yang sudah semakin akut. 

Seolah AI menjadi "malaikat" tiruan yang akan membantu mencatat  "keburukan "(pelanggaran) para pengguna jalan raya. Sehingga meskipun "tidak terlihat" dalam wujud atau sosok polisi yang selama ini ditakuti para pelanggar lalu lintas, ternyata membantu membuat pengguna jalan raya "patuh", meski terpaksa. 

Sejatinya, untuk memaksa pengguna jalan raya agar  patuh dan tak memancing pelanggaran lalu lintas di jalanan, kita memang butuh kecanggihan  AI untuk menstimulasi kepatuhan pengguna jalan raya, karena takut terdeteksi "mata malaikat tiruan" milik perangkat AI. Tapi itu tak jadi jaminan, jika tak diikuti kepatuhan dan kesadaran. AI memang canggih, tapi belum mampu menjadi solusi tepat. Buktinya ETLE akhirnya "menyerah" dan kembali ke tilang manual!.

referensi;1,2

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun