Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Anak-Anak Bertelanjang Kaki yang Ingin Bisa Membaca

6 Februari 2023   21:59 Diperbarui: 10 Februari 2023   03:08 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Pilu Guru Honorer Dibayar Rp100.000 Per Bulan, Keluar Masuk Hutan demi Mengajar-sulsel.inews.id  

Lihat lagi senyumnya, menurutmu apa artinya. Apa ia bukan anak negeri ini?. Atau kita yang tak pernah tahu mereka ada. Tapi jauh direlung paling dalam belantara, ada guru-guru berhati terbuat dari baja. Mereka kuat menghadapi segala.

Angin, badai, petir, sungai, hujan, lumpur sahabat baik mereka. Mereka ada untuk anak-anak negeri ini yang kita pikir tak pernah ada.

Kisah Pilu Guru Honorer Dibayar Rp100.000 Per Bulan, Keluar Masuk Hutan demi Mengajar-sulsel.inews.id  
Kisah Pilu Guru Honorer Dibayar Rp100.000 Per Bulan, Keluar Masuk Hutan demi Mengajar-sulsel.inews.id  

Kakinya telah jauh melampui batas inginnya. Ia hanya punya bekal hati seputih kapas. Karena mereka ingin punya sekolah, mereka ingin tahu seluas apa negerinya. Mereka tinggal di petak-petak rumah jerami, tapi mereka ingin tahu tanah airnya sendiri. Hati putih itulah suluh cahayanya.

Bisakah kita tahu apa arti senyum mereka, di balik kertas-kertas kusam, pinsil tumpul yang diserut belati. Mereka masih punya asa karena mereka tahu masih punya negeri ini.

Mereka pernah bertanya, seluas apa langit negeri ini, seluas apa laut kita, seluas apa mimpi yang pernah kita punya. Bisakah suatu ketika aku melihatnya?.

Air mata guru-guru itu bukan jawaban atas rindu-rindu tanya mereka, tapi hari-hari menelusuri ngarai, hutan, jurang yang belum hendak berhenti itu jawabnya. Mereka harus tahu bagaimana negeri mereka. Tak hanya ada di awan gelap tanya mereka.

Berta Bua’dera saat berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang ia lintasi selama 11 tahun sejak 2009 di Kampun -kompas.com
Berta Bua’dera saat berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang ia lintasi selama 11 tahun sejak 2009 di Kampun -kompas.com

Langkah kaki ini sedang membawa mereka. Menuju sisi-sisi negeri yang selalu mereka tanya. Anak-anak bertelanjang dada itu anak negeri ini. anak-anak bertelanjang kaki juga sama. Sumpit, panah, tombak mainan mereka bukan berarti mereka tak punya rasa. Mereka anak-anak negeri ini yang selalu bertanya. Apa mereka diluar sana tahu, kita ada?.

sumber foto-wikengrid.id
sumber foto-wikengrid.id

sumber foto-butet maunurung sokola rimba-wow keren.com
sumber foto-butet maunurung sokola rimba-wow keren.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun