Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ramai-Ramai Para Kades Serbu Senayan, Dengarkan Dulu Apa Sinau Cak Nun!

27 Januari 2023   16:16 Diperbarui: 30 Januari 2023   09:19 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kekuasaan seorang Presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanya kekuasaan rakyat. Dan di atas segalanya adalah Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa." --Ir.Soekarno 

Materi Sinau Politik Can Nun yang paling menarik dan relevan dengan situasi termutakhir paska turunnya ribuan kades ke Senayan adalah, Sinau Bareng "Kebangsaan dan Kenegarawanan" di Masjid At Taufiq Lenteng Agung Jakarta bareng PDIP April 2022.

Cak Nun bilang, bila sebuah organisasi politik sebesar dan semapan PDIP membutuhkan pemikiran baru akan peran dirinya di masa mendatang, maka kiranya yang paling pas dan relate adalah bahwa saatnya kini PDIP sudah bukan Perjuangan lagi tetapi Pengayoman.

Dalam pandangan Cak Nun, PDIP sudah jaya, sudah lega hatinya, dan sudah menang berkali-kali sebagai partai politik. Fase membangun dan memperjuangkan eksistensi diri boleh dikata sudah terlewati, dan sekarang saatnya menjawab: what's next?".  Menurut Cak Nun, jawabannya adalah pengayoman. Semua rakyat Indonesia diayomi oleh PDIP .

"PDIP sudah sampai pada puncak kewajiban untuk rububiyah, untuk mengayomi semua yang lain. Jadi wis ojo petita-petiti neh. Ojo nantang-nantang neh kepada siapa saja karena sudah pasti menang. Nah, sekarang saatnya mengayomi."

Meskipun harus bertarung kembali dalam Pilpres 2024 dengan dua kandidat capres kuat--Ganjar dan Puan, tetap harus berada dalam lintasan politik, menjaga demokrasi prosedural.

sumber foto-grid.ID
sumber foto-grid.ID

Makna Kades Bagi Politik

sumber foto-kompas.com
sumber foto-kompas.com

Apa konteks materi sinau kebangsaan dan kenegarawanan kita dengan kehadiran ribuan para kades dari seluruh Indonesia yang meminta perpanjangan masa jabatan dari 6 tahun menjadi 9 tahun, tanpa periodesasi?.

Ada tali temali yang panjang membentang antara permohonan para kades sebagai pemegang kekuatan hirarki pemerintahan paling bawah di desa dengan polah tingkah politik elite di atas yang sedang bersiap "ngelus jago" tapi belum ketahuan jago mana yang mau dielus dan ditarungkan.

Ini politik tingkat tinggi para elite, tapi mau tak mau harus menggunakan "jasa"para kades untuk keberhasilannya. Bagaimana bisa?. Jika menggunakan "tangan"lain, apalagi sampai harus didahului revisi UU maka akan menjadi kekonyolan dan blunder politik.

Dengan memilih para kades "cerdas" jaman now, kompensasinyapun jadi sangat gampang. Siapa saja yang sudah bersedia hadir ke Jakarta memenuhi undangan, secara otomatis akan mendapat "doorprize" tambahan masa jabatan selama 3 tahun kedepan.

Dan untuk periode 9 tahun berikutnya, ia harus berjuang sendiri. Paling tidak waktu 3 tahun itu menjadi ancang-ancang bersiap untuk 9 tahun jabatan berikutnya, atau 27 tahun jika kuat 3 periode. Nah, inilah awal mula bibit oligarki tingkat desa ditanam benih-benihnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun